Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik Cerpen + Penjelasannya (Lengkap)

Unsur intrinsik dan ekstrinsik cerpen merupakan unsur yang saling berkaitan untuk membangun sebuah cerpen yang layak untuk dibaca. Dengan adanya unsur intrinsik dan ekstrinsik, para pembaca dapat memahami dan menikmati cerita yang disajikan. 

Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik Cerpen + Penjelasannya (Lengkap)


Unsur intrinsik dan ekstrinsik cerpen beserta penjelasannya 


Cerpen atau cerita pendek merupakan sebuah karangan fiktif yang pendek dan singkat sehingga dapat dibaca dalam waktu yang cepat. Biasanya cerpen hanya memiliki jumlah kata tak kurang dari 10 ribu kata, sehingga pembaca dapat menikmati alur ceritanya dengan waktu yang singkat. 

Tak jarang juga banyak orang yang menyebut cerpen sebagai cerita yang dapat dibaca sekali duduk. Hanya membutuhkan waktu sekitar 10 menit untuk menyelesaikannya.

Ciri Ciri Cerpen

Berikut merupakan ciri-ciri dari sebuah cerpen, diantaranya :
  • Jumlah kata yang tidak banyak, biasanya tidak melebihi 10 ribu kata.
  • Isi dari sebuah cerpen singkat, padat, dan jelas. 
  • Tema maupun ceritanya berisikan tentang pengalaman hidup baik dari penulis ataupun orang lain.
  • Karakter tokoh dalam cerpen tidak dibahas secara detail atau mendalam.
  • Konflik atau permasalahan yang timbul dalam cerita hanya satu konflik.
  • Adanya penyelesaian atau resolusi dari konflik dalam cerita.
  • Cerita dalam cerpen bersifat fiksi atau rekaan. 

Perbedaan unsur intrinsik dan ekstrinsik cerpen 

Perbedaan unsur intrinsik dan ekstrinsik cerpen yaitu, jika unsur intrinsik cerpen adalah unsur-unsur yang membangun cerpen dari dalam. Contohnya tema, tokoh, latar, alur, sudut pandang, penokohan, gaya bahasa, dan amanat. 

Sedangkan unsur ekstrinsik cerpen adalah unsur yang membangun cerpen dari luar, namun mempengaruhi isi cerpen tersebut. Contoh unsur ekstrinsik cerpen yaitu biografi pengarang, keadaan masyarakat, dll. 

Untuk lebih jelasnya mari kita bahas satu persatu !

A. Unsur intrinsik cerpen

Sama seperti pernyataan di atas, bahwa unsur intrinsik adalah unsur yang membangun cerpen dari dalam karya sastra itu sendiri. Namun, terdapat beberapa pendapat yang menyatakan berapa jumlah dari unsur intrinsik sebuah cerpen. 

Ada yang menyatakan bahwa cerpen terdiri dari 8 unsur intrinsik yakni tema, tokoh, latar, alur, sudut pandang, penokohan, gaya bahasa, dan amanat.


Ada juga referensi lain menyebutkan hanya ada 7 unsur intrinsik cerpen dimana unsur tokoh dan penokohan digabung menjadi 1 unsur. Untuk memperpengkap wawasan sobat, mari kita bahas 8 unsur intrinsik cerpen di bawah ini !

1. Tema

Tema adalah dasar cerita atau pokok pikiran yang berisi ide-ide sebagai latar belakang untuk membuat isi dari keseluruhan cerpen. Unsur intrinsik cerpen ini juga disebut sebagai topik atau pokok permasalahan. Tema biasanya tidak disajikan secara tersurat atau langsung, melainkan tersirat yang harus disimpulkan oleh pembaca. 

Tema menjadi dasar atau inti dari isi sebuah cerpen. Sehingga seorang penulis harus menentukan tema sebelum membuat cerpen. Terdapat banyak sekali contoh tema, dari yang bersifat umum seperti pendidikan, persahabatan, percintaan, hingga tema yang sifatnya khusus yang berkaitan dengan pengalaman penulisannya.

2. Tokoh

Tokoh adalah pelaku fiktif yang berperan dalam cerpen. Terdapat beberapa tokoh yang berperan dalam cerpen, seperti tokoh utama dengan porsi cerita yang besar dan tokoh pembantu yang memiliki pengaruh tidak terlalu besar bagi jalannya cerita.

Umumnya terdapat 4 jenis tokoh dalam cerpen, yaitu tokoh protagonis, tokoh antagonis, tokoh tritagonis dan tokoh figuran. Perhatikan ulasannya berikut ini !
  • Tokoh protagonis adalah tokoh yang memiliki peran utama dalam sebuah cerpen. Tokoh protagonis ini biasanya memiliki sifat baik dan positif seperti berani, jujur, ramah, lembut dan lainnya. 
  • Tokoh antagonis adalah tokoh yang menjadi lawan dari tokoh protagonis. Artinya tokoh ini sebagai pemeran utama, namun memiliki sifat yang buruk atau negatif seperti jahat, pemarah, pendendam, sombong dan lainnya. 
  • Tokoh tritagonis adalah tokoh  yang memilik peran sebagai penengah antara tokoh protagonis (baik) dan tokoh antagonis (buruk). Biasanya tokoh tritagonis memiliki sifat yang arif dan bijaksana dalam sebuah cerpen. 
  • Tokoh figuran adalah tokoh yang memiliki peran sebagai tokoh pembantu dan memberi warna pada jalannya cerita.
3. Penokohan

Penokohan berbeda dengan tokoh, artinya tokoh sebagai pemeran dalam sebuah cerita, sedangkan penokohan adalah cara penulis dalam menggambarkan watak dari tokoh dalam sebuah cerita. 

Dengan demikian, kita bisa mengetahui watak dari setiap tokoh melalui penokohan. Sehingga, kita bisa menentukan jenis tokohnya. Terdapat beberapa macam penokohan yaitu penokohan analitik dan penokohan dramatik. 

Penokohan analitik 

Merupakan penggambaran watak tokoh secara langsung. Artinya seorang pengarang langsung menyebutkan apa watak tokohnya. Misalnya sifat pemberani, penakut, pemarah, pemalu, dan lainnya. 

Contoh penokohan analitik langsung

Alam termasuk siswa yang paling rajin di antara teman-peserta.  la pun tidak memiliki sombong  Sifatnya yang menyebabkan ia banyak disenangi teman-teman.  

Penokohan dramatik 

Merupakan penggambaran watak tokoh secara tersirat atau tidak langsung. Teknik dramatik terbagi menjadi beberapa macam, diantaranya :
  • Penggambaran fisik dan perilaku tokoh 
Contoh :
Seperti sedang berkampanye, orang-orang desa itu serempak berteriak-teriak!  Mereka menyuruh camat agar segera keluar kantor. Tak lupa mereka mengacung-acungkan undangan, Tinggal dengan perasaan yang masih juga ragu-ragu. Malah ada di antara mereka yang sibuk menyeret ke acungan, agar tidak kelihatan berbeda dengan orang lain. Sudah barang tentu, suasana di sekitar kecamatan menjadi riuh. Bukan hanya oleh demonstran- demonstran dari desa itu, tetapi juga oleh orang-orang yang mau lewat dan ada di sana.
  • Penggambaran Lingkungan hidup tokoh 
Contoh :
Desa Karangsaga tidak kebagian aliran listrik.  Padahal kampung-kampung tetangganya sudah terang semua.
  • Penggambaran tata kebahasaan tokoh
Contoh :
Dia bilang, bukan maksudnya menyebarkan provokasi. Tapi apa yang diucapkannya benar-benar membuat orang sedesa marah. 
  • Pengungkapan jalan pikiran tokoh 
Contoh :
Ia sangat ingin bertemu dengan anak gadisnya itu tanpa ketakutan, Ia ingin sekali mendekapnya, mencium bau keringatnya. Di pikirannya, cuma anak gadisnya yang masih mau menyambutnya. Dan mungkin ibunya, seorang janda yang renta tubuhnya, masih berlapang dada menerima kepulangannya. 
  • Penggambaran oleh tokoh lain 
Contoh :
Ia paling pandai bercerita, menyanyi, dan menari. Tak jarang juga, ia berkunjung ke rumah sambil membawa aneka brosur barang promosi. Yang menjengkelkan saya, seluruh keluargaku jadi menaruh perhatian kepadanya.

4. Plot/Alur

Plot atau alur adalah rangkaian peristiwa atau jalannya cerita yang disampaikan pengarang, sehingga membentuk sebuah cerita dari awal sampai akhir. Alur cerita pasti digunakan dalam karya atau cerita apapun. Tujuan dibuatnya alur oleh penulis yaitu untuk membuat tahapan cerita, sehingga isi dalam cerita tidak membingungkan pembaca.

Baca juga : Contoh Cerpen Tentang Perjuangan Meraih Mimpi & Cita-Cita

Rangkaian peristiwa dalam cerita dapat berdasarkan waktu, kejadian sebab akibat, atau sebagainya. Namun, alur juga dapat dirubah atau dimodifikasi sesuai keinginan penulisnya. Misalnya, kisah akibat-sebab atau plot maju mundur antara sebab dan akibat. 

Alur dalam cerpen terbagi menjadi beberapa tahapan, yaitu tahap perkenalan, tahap munculnya konflik, tahap klimaks, tahap anti klimaks, dan tahap penyelesaian. Tentunya setiap tahapan memiliki ciri khasnya masing-masing yang berkaitan dengan jalannya sebuah cerita.

Berdasarkan urutan kronologinya atau jalannya sebuah cerita, terdapat beberapa macam-macam alur cerita yaitu alur maju, alur mundur dan alur campuran.
  • Alur maju atau progresif adalah alur yang jalan ceritanya bergerak maju yakni dimulai dari awal sampai akhir sesuai kronologi waktu. Runtututan ceritanya dapat berupa pengenalan tokoh, timbulnya konflik atau masalah, puncak konflik atau klimaks, pemecahan konflik, dan penyelesaian konflik.
  • Alur mundur atau regresif yaitu alur yang jalan ceritanya bergerak mundur yakni dimulai dari akhir atau penyelesaian cerita kemudian kembali lagi ke awal cerita atau perkenalan. Alur mundur biasanya dikenal dengan istilah flashback atau kilas balik. 
  • Alur campuran atau gabungan adalah alur yang jalan ceritanya berupa perpaduan antara alur maju dan alur mundur dalam satu cerita. Tahapan ceritanya bisa berurutan kemudian disisipi kisah mundur kebelakang ataupun bisa selang-seling dari alur maju dan mundur.
5. Latar atau setting

Latar atau setting adalah unsur intrinsik cerpen yang ada kaitannya dengan tempat, waktu dan suasana saat cerita berlangsung. Dengan kata lain, latar berkaitan dengan detail sekeliling saat berlangsungnya sebuah cerita.

Dalam sebuah cerita, umumnya ada 3 jenis latar utama yakni latar tempat, latar waktu, dan latar suasana. Berikut penjelasannya :
  • Latar tempat merupakan penjelasan dimana adegan atau peristiwa dalam cerpen terjadi. Misalnya di kantor, di sekolah, di rumah, di kota, di jalan dan lainnya.
  • Latar waktu adalah penjelasan mengenai kapan adegan atau peristiwa dalam cerpen itu  terjadi. Contohnya di waktu pagi hari, siang hari, kemarin, minggu lalu, keesokan harinya dan lainnya.
  • Latar suasana adalah penjelasan mengenai gambaran suasana saat adegan atau peristiwa dalam cerpen terjadi. Latar suasana biasanya berkaitan dengan perasaan tokoh, misalnya suasana senang, suasana sedih, suasana takut, dan lainnya. 
6. Sudut pandang atau point of view

Sudut pandang atau point of view merupakan cara atau padangan pengarang dalam menyampaikan sebuah cerita. Penerapannya bisa ditandai melalui penggunaan kata ganti yang digunakan pengarang dalam jalannya cerpen.

Sudut pandang dapat juga digunakan untuk menempatkan pengarang ataupun pembaca sebagai tokoh utama atau orang lain dalam cerita.

Umumnya, sudut pandang atau point of view ada 2 macam yaitu sudut pandang orang pertama dan sudut pandang orang ketiga. Berikut penjelasannya :
  • Sudut pandang orang pertama merupakan pandangan pengarang yang seolah-olah ia terjun langsung sebagai tokoh utama dalam cerita. Karakteristiknya yaitu menggunakan kata ganti orang pertama seperti aku, gue, kami, kita dan lainnya.
  • Sudut pandang orang kedua merupakan pandangan pengarang yang seolah-olah ia sedang bercerita. Contohnya yaitu : kamu (tunggal), kalian (jamak).
  • Sudut pandang orang ketiga yaitu pandangan pengarang yang seolah-olah sedang merasakan, mengalami, mengetahui, apa yang terjadi pada tokoh dalam cerita tersebut. Contohnya yaitu : dia (tunggal), mereka (jamak), dan lainnya.
7. Gaya Bahasa

Gaya bahasa menjadi salah satu unsur intrinsik cerpen yang berkaitan dengan kata dan bahasa. Gaya bahasa adalah ciri khas pemilihan kata dan bahasa yang digunakan oleh pengarang dalam sebuah cerita. 

Di dalamnya meliputi pemilihan kata (diksi), penggunaan kalimat, penghemat kata, pemakaian majas, pemakaian ungkapan, dan lainnya. Setiap pengarang cerpen tentu memiliki gaya bahasa yang berbeda. Dengan demikian, antara satu penulis dengan penulis lainnya akan berbeda. Dan gaya bahasa inilah yang menjadi ciri khas masing-masing pengarang. 

8. Amanat atau pesan moral

Amanat atau pesan moral adalah pesan atau nasihat yang terkadung dalam cerpen yang dapat diambil oleh pembaca. Amanat yang disampaikan oleh pengarang bisa secara tersurat (langsung) atau tersirat (menyimpulkan). Namun, kebanyakan pembaca lah yang menyimpulkan sendiri apa pesan yang dapat diambil dalam sebuah cerita. 

2. Unsur ekstrinsik cerpen 

Unsur ekstrinsik merupakan unsur yang membangun sebuah karya sastra (cerpen) dari luar. Atau bisa dikatakan bahwa unsur ekstrinsik yaitu unsur yang berada diluar sebuah karya sastra.

Namun, secara tak langsung unsur ekstrinsik ini mempengaruhi isi dari sebuah karya sastra tersebut. Inilah beberapa unsur ekstrinsik yang berkaitan dengan pembuatan karya sastra cerpen, yaitu :

1. Latar Belakang Penciptaan/Pembuatan 

Latar belakang penciptaan sebuah cerita yaitu dasar yang bertujuan untuk memberikan sebuah pemahaman kepada pembaca, apa dan mengapa sebuah cerita itu dibuat. Bisa dikatakan juga bahwa latar belakang penciptaan tujuannya untuk memberi pemahaman apa yang ingin disampaikan penulis kepada pembaca.

2. Latar belakang Pengarang

Latar belakang pengarang pun menjadi salah satu hal yang berpengaruh dalam pembuatan sebuah cerita. Latar belakang pengarang yaitu berupa :
  • Biografi : biografi mengenai riwayat hidup penulis dan biografi tentang pendidikan penulis. 
  • Aliran sastra : seorang penulis atau sastrawan pasti mempunyai  aliran sastranya masing-masing, yang menjadi ciri khasnya sendiri. Latar belakang penulis pun sangat berkaitan dengan aliran cerita kesukaannya.
  • Kondisi Psikologis : Yaitu keadan psikologis penulis yang dapat berupa pemilihan tema, bahasa, alur yang digunakan, pandangan hidup penulis, keyakinan dan lainnya.
3. Situasi/Keadaan Masyarakat

Situasi yang sedang terjadi atau berkembang di tengah masyarakat, seperti ideologi, budaya, politik, sikap sosial, dan kondisi perekonomian masyarakat tertentu. Latar budaya masyarakat dapat muncul dalam cerita bisa dalam bentuk setting atau latar maupun muncul dalam bentuk dialog antar tokoh, dan pada narasi penulis.

4. Nilai yang terkandung dalam Cerpen

Dalam sebuah cerpen, terdapat beberapa nilai yang menjadi unsur ekstrinsik cerpen. Diantaranya yaitu :
  • Nilai Agama atau religius adalah nilai yang berkaitan dengan hukum agama dan kitab suci. Dalam hal ini, ukuran halal/haram atau benar/salah disandarkan pada hukum atau kaidah agama. Misalnya, tidak boleh mencuri, wanita yang wajib berjilbab, tidak boleh berzina, dsb.
  • Nilai Moral adalah nilai berkaitan pada edukasi moral atau budi pekerti dalam masyarakat. Cerpen yang baik akan mengandung nilai moral yang bermanfaat bagi kehidupan pembacanya. Misalnya, bertegur sapa dengan orang, mencium tangan saat berjabat tangan dengan orang yang lebih tua, dan lainnya.
  • Nilai Sosial yaitu nilai yang berkaitan dengan adat istiadat yang dianut oleh masyarakat sosial setempat. Hal ini bisa berkaitan tentang pantas/tidak atau baik/buruknya sesuatu untuk dilakukan. Contohnya, tidak lazimnya wanita keluar malam melebihi jam 9, atau berduaan dengan lawan jenis bukan mahramnya, dan lainnya. 
  • Nilai Politik yaitu nilai yang berkaitan dengan permasalahan politik atau pemerintahan di suatu lingkungan. Umumnya,nilai politik muncul sebagai kritik untuk membangun atau koreksi terhadap jalannya pemerintahan dan upaya penyampaian aspirasi rakyat. Misalnya, aksi damai atau unjuk rasa, dialog dengan pemerintah, dan lainnya. 
  • Nilai Budaya adalah nilai yang berkaitan dengan kebiasaan masyarakat dalam suatu wilayah yang sudah mengakar dan diwariskan turun-temurun. Contohnya, pesta panen, kegiatan gotong royong, ronda malam, musyawarah, dan lainnya.
  • Nilai Estetika adalah nilai yang memiliki keterkaitan dengan ukuran keindahan tentang sesuatu dalam sebuah cerpen. Dalam hal ini, setiap unsur dapat dinilai dari indah atau tidaknya. Contohnya, diksi (pilihan kata) untuk menggambarkan sebuah objek tertentu.

Itulah unsur intrinsik dan ekstrinsik cerpen beserta penjelasannya

Semoga ulasan mengenai unsur intrinsik dan ekstrinsik cerpen di atas dapat bermanfaat untuk menambah wawasan sobat. Sekian dan terima kasih.

Belum ada Komentar untuk "Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik Cerpen + Penjelasannya (Lengkap)"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel