Unsur Intrinsik & Ekstrinsik Puisi (Penjelasan & Contoh Lengkap)

Unsur Intrinsik & Ekstrinsik Puisi (Penjelasan & Contoh Lengkap) - Puisi juga sama dengan karya sastra lain, yaitu terikat oleh unsur intrinsik dan ekstrinsik.

Unsur intrinsik dan ekstrinsik inilah, penyair bisa mengembangkan kata-kata yang indah dan bermakna dan kemudian disusun menjadi puisi.

Seperti apa unsur intrinsik dan ekstrinsik puisi? Cermati ulasan di bawah ini!

Unsur Intrinsik & Ekstrinsik Puisi (Penjelasan & Contoh Lengkap)

Unsur Intrinsik & Ekstrinsik Puisi (Penjelasan & Contoh Lengkap) 


A. UNSUR INTRINSIK PUISI

Unsur intrinsik adalah unsur yang secara langsung membangun puisi dari dalam, atau dari wujud puisi itu sendiri.

Unsur intrinsik puisi yaitu tema, amanat, perasaan atau nada dan suasana puisi, tipografi, enjabemen, akulirik, rima, citraan atau pengimajian, dan gaya bahasa.

1. Unsur intrinsik puisi : Tema

Tema atau dasar pikiran penyair dalam menulis puisinya. Tema merupakan dorongan yang kuat yang menyebabkan penyair mengungkapkan apa yang dirasakannya melalui puisi. Tema bersifat khusus pada setiap penyair. Artinya antara penyair satu dengan penyair lain tidak akan sama.

Tema juga merupakan keyakinan penyair dalam memaknai hidup dan kehidupan.
Untuk menentukan tema pada puisi dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu :

Cara melihat judul puisinya karena ada puisi yang di dalam judulnya sudah menampakkan tema. Biasanya judul puisi dijadikan tema dan larik-lariknya merupakan penjelasan tema yang dibuat judul itu. Perhatikan contoh puisi Hamid Jabbar berikur!
Doa
Rasa tak berdaya juga terasa
Duh aduh
Ya Rabbi Kukuhkan padaku Taqwa!

Cara menentukan tema yang kedua adalah melihat bentuk fisik puisi itu, terdiri dari :
  • Dari sisi diksi. 
Apakah dari segi diksinya sudah menjelaskan makna yang sesuai keinginan pengarang puisi? Apakah pilihan katanya sudah mewakili yang ingin disampaikan pengarang?
  • Dari sisi judul puisinya.
Apakah judul puisi sudah menggambarkan isi sepintas lalu? Apakah judul sudah didesain dengan tepat?
  • Kekerapan kata yang sering muncul dalam puisi itu. 
Bagaimana penulis menggunakan kata untuk menyampaikan pesan kepada pembaca. Apakah ada pengulangan kata yang mengindikasikan kata penting yang ingin disampaikan?
Baca juga : Contoh Puisi Singkat Tema Ibu Yang Menyentuh Hati
Kekerapan kata ini merupakan bentuk penanda tingkat kepentingan informasi. Jika informasi itu dianggap penting maka dibuatlah perulangan kata bahkan hingga berkali-kali. Perhatikan puisi Hamid Jabbar berikut ini!

Dan Pasir

Dan pasir
Sirna dalam laut
Dan laut
Utuh dalam zikir
Dan zikir
Kirim dalam berpaut
Pautan kalimah
Lailahhailallah

Contoh Puisi di atas yang berjudul "Doa" bertema ketuhanan karena isinya sekitar doa. Sedangkan puisi berjudul "Dan Pasir" dilihat dari pilihan kata (diksi) dan kekerapan kata yang sering muncul seperti kata "zikir" diulang sebanyak dua kali dan pemilihan kata "kalimah laaillaahaillallah" merupakan penguat untuk menyatakan tema puisi di atas adalah "ketuhanan".

Untuk memperkuat pemahaman Anda berikut ini J. Waluyo (2003: 17-31) memberikan beberapa kategori tema, yaitu tema :
  • Ketuhanan (religius)
  • Kemanusiaan
  • Patriotisme
  • Cinta tanah air
  • Cinta kasih pria dan wanita
  • Kerakyatan dan demokrasi
  • Keadilan sosial (protes sosial)
  • Pendidikan (budi pekerti)

2. Unsur intrinsik puisi : Amanat 

Amanat atau pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang. Amanat puisi bisa berhubungan dengan sikap karena amanat memengaruhi sikap, cara pandang, dan wawasan pembaca.

Amanat harus tetap sesuai dengan tema puisi yang diciptakan penyair. Namun, amanat yang dirumuskan bisa berbeda antara satu pembaca dengan yang lainnya. Perbedaan ini disebabkan, beragamnya tingkatan pembaca baik dari sisi pengetahuan, latar agama, dan latar budaya.

Misalnya, dari contoh puisi "Doa" di atas, pembaca dapat merumuskannya amanat, seperti di bawah ini :
  • Kebutuhan yang luar biasa manusia kepada doa
  • Sulitnya menggapai ketakwaan walau hanya sekadar berdoa
  • Usaha manusia perlu diiringi doa

3. Unsur intrinsik puisi : Sikap, Suasana atau Nada, dan Perasaan dalam Puisi 

Nada dan perasaan dalam puisi merupakan ekspresi penyair dalam menyampaikan apa yang dirasakan dalam hatinya. Sikap penyair akan terlihat jelas dalam puisinya. Sikap yang berbeda pada tiap penyair, akan membedakan tiap karya puisi yang diciptakan, meskipun objek yang disampaikan sama.

Jadi unsur sikap atau suasana, atau nada, atau perasaan dalam puisi adalah ekspresi perasaan penyair yang disampaikan dalam bentuk nada-nada yang menimbulkan keindahan, Seperti apa nada yang menimbulkan keindahan ini mungkin terlalu singkat jika dijelaskan secara rinci di sini karena terbatasnya kesempatan.
Baca juga : 10 Contoh Puisi Pesona Keindahan Lingkungan Alam Indonesia
Namun, untuk membantu Anda melihat sikap, nada suasana dan perasaan penyair dalam sebuah karya puisi, J. Waluyo memberikan contoh seperti berikut.
  • Ciptaan puisi yang bernada sinis. 
  • Protes 
  • Mengurai
  • Memberontak 
  • Main-main
  • Serius (sungguh-sungguh)
  • Patriotik 
  • Belas kasih (memelas) 
  • Takut
  • Mencekam 
  • Santai 
  • Masa bodoh
  • Pesimis
  • Humor (bergurau)
  • Mencemooh
  • Kharismatik
  • Khusyuk 
Sedangkan mengenai perasaan puisi yang diungkapkan penyair, J. Waluyo memberikan contoh, seperti berikut ini.
  • Perasaan gembira
  • Sedih
  • Terharu
  • Tersinggung
  • Terasing
  • Patah hati
  • Sombong
  • Tertekan
  • Cemburu
  • Kesepian
  • Takut
  • Menyesal
Untuk lebih memperjelas perasaan atau nada yang dimaksudkan pada penjelasan di atas perhatikan puisi berikut!

Gadis peminta-minta 
Setiap kita bertemu, gadis kecil berkaleng kecil
Senyummu terlalu kekal untuk kenal duka
Tengadah padaku, pada bulan merah jambu
Tapi kotaku jadi hilang, tanpa jiwa

Ingin aku ikut, gadis kecil berkaleng kecil
Pulang ke bawah jembatan yang melulur sosok
Hidup dari kehidupan angan-angan yang gemerlapan
Gembira dari kemayaan riang

Duniamu yang lebih tinggi dari menara katedral
Melintas-lintas di atas air kotor, tapi yang begitu kauhafal
Jiwa begitu murni, terlalu murni
Untuk bisa membagi dukaku

Kalau kaumati, gadis kecil berkaleng kecil
Bulan di atas itu tak ada yang punya
Dan kotaku, ah kotaku
Hidupnya tak lagi punya tanda
(Suara, 1956)

Nah, dari contoh puisi di atas yang berjudul "Gadis peminta-minta" dapat kita simpulkan yaitu puisi tersebut bernada kesedihan dan keterharuan.


4. Unsur intrinsik puisi : Tipografi 

Tipografi adalah ukiran bentuk puisi yang biasanya berupa susunan baris ke bawah. Ada juga penulis yang menyebut istilah tipografi dengan sebutan tata wajah puisi. Baik tipografi maupun tata wajah memiliki pengertian yang sama, yaitu salah satu unsur puisi yang menjadikan puisi lebih indah karena tata wajahnya dibuat seperti lukisan tertentu.

Tipografi ini banyak terdapar pada puisi modern yang sering disebut dengan istilah puisi mbeling, puisi kontemporer atau ada juga yang menyebutnya dengan puisi konkret. Perhatikan bagaimana puisi berikut ini dibuat tata wajahnya!

Sajak Transmigran II 
Oleh: F. Rahardi

Dia selalu singkong
      Dan terus-menerus singkong
Hari ini singkong
Tadi malam singkong
      Besok mungkin singkong
                  Besoknya lagi juga singkong
Di rumah sepotong singkong
                               Di ladang seikat singkong
      Di pasar segerobak singkong
              Di rumah tetangga sepiring singkong
                               Enam bulan lagi tetap singkong
      Setahun lagi tetap singkong
      Sepuluh tahun masih singkong
Dua puluh tahun makin singkong
      Dan lima puluh tahun kemudian
         Transmigran beruban
             Sakit-sakitan
                   Mati
         Lalu terkubur di ladang singkong


5. Unsur intrinsik puisi : Enjabemen 

Enjabemen adalah pemindahan bagian kalimat pada larik berikutnya sehingga menimbulkan nuansa makna.

Fungsi enjabemen mempererat hubungan antarlarik sehingga makna antarlarik itu menjadi utuh. Perhatikan hubungan antarlarik yang menjadikan keutuhan makna antarlarik pada puisi berikut!

Doa
Oleh: Ajib Rosidi

Tuhan, beri aku kekuatan
Menguasai diri sendiri, kesunyian
Dan keserakahan, Beri aku petunjuk selalu
Untuk memilih jalan-Mu, keridhoan-Mu
Amin

6. Unsur intrinsik puisi : Akulirik 

Akulirik adalah tokoh yang berbicara dalam puisi. Tokoh itu bisa pengarangnya, bisa pula bukan, dalam arti pengarang mewakilkan tokoh puisi yang dikarangnya kepada tokoh tertentu, atau tokoh lain.

Ciri akulirik terdapat kata ganti : aka, kamu, dan kita. Perhatikan tokoh yang terdapat pada puisi berikut!

Karangan bunga
Oleh: Taufik Ismail

Tiga anak kecil
Dalam langkah malu-malu
Datang ke Salemba
Sore itu

Ini dari kami bertiga
Pita hitam pada karangan bunga

Sebab kami ikut berduka
Bagi kakak yang ditembak mati
siang tadi

7. Unsur intrinsik puisi : Rima atau Persamaan Bunyi 

Rima adalah persamaan bunyi yang berulang secara teratur pada kata yang letaknya berdekatan di dalam satularik atau antarlarik. Nah, fungsi rima yaitu untuk menciptakan konsentrasi kekuatan bahasa atau menciptakan daya gaib pada kata yang diulang.

Pada puisi-puisi lama pengulangan kata ini sangat penting dan dominan, seperti pada pantun, syair, dan bentuk puisi lainnya yang berumus persajakan tertentu. Di sana pasti ada bunyi yang diulang untuk menekankan persamaan bunyi dan nilai magis tertentu.

Perhatikan perulangan bunyi pada puisi berikut, dan bacalah keras-keras dan ulangi lagi membacanya. Benarkah ada kekuatan magis?

Buah Rindu (Amir Hamzah)

Datanglah engkau wahai maut
Lepaskan aku dari nestapa
Engkau lagi tempatku berpaut
Di waktu ini gelap gulita

Kicau mural tiada merdu
Pada beta bujang Melayu
Himbau punguk tiada merindu
Dalam telingaku seperti dahulu

Untuk puisi modern pengulangan tidak lagi dianggap sepenting pada misi lama. Meskipun bukan keharusan yang baku, tetapi unsur rima menjadi salah satu unsur yang turut membangun puisi. Perhatikan rima pada puisi berikut!

Catatan hari lebaran

Sepiring ketupat luka
Semangkik sop duka
Sepotong lauk alpa
Tergeletak di atas meja
Sajakku pun sigap menyantapnya

8. Unsur intrinsik puisi : Citraan atau Pengimajian 

Citraan adalah susun kata pengimajian atau pengandaian untuk memperjelas atau memperkonkret apa yang dimaksudkan oleh penyair. Puisi bukan hanya untuk sekadar dibaca, tetapi juga harus dipahami maknanya. Nah, dengan citraan inilah penyair memperjelas puisinya.

Citraan atau pengimajian dapat disajikan dalam beberapa bentuk, diantaranya :
  • Penglihatan (visual imagery)
  • Pendengaran (auditory imagery)
  • Penciuman (smell imagery)
  • Perasaan (tactile imagery)
Perhatikan contoh pengimajian penglihatan pada puisi Chairil Anwar berikut!

Tuhanku

Dalam termangu
Aku masih menyebut nama-Mu
Biar susah sungguh
Mengingat Kau penuh seluruh

Tuhanku
Aku hilang bentuk
remuk

Tuhanku
Aku mengembara di negeri asing

Tuhanku
Di pintu-Mu aku mengetuk
Aku tidak bisa berpaling

9. Unsur intrinsik puisi : Gaya Bahasa, Irama atau Ritme 

Gaya bahasa adalah irama atau ritme yang digunakan penyair untuk menimbulkan efek estetis (keindahan atau puitis) pada karya puisi yang dihasilkannya. Cara ini dilakukan dengan memanfaatkan kekayaan bahasa yang dimiliki oleh penyair melalui pengulangan bunyi, pengulangan kata, dan kalimat.

Pengulangan bunyi contohnya seperti pada senjelasan tentang poin (7) rima. Pengulangan kata meliputi repetisi dan diksi serta dalam bentuk pengulangan kalimat meliputi gaya implisit dan retorika.

Ada juga yang membagi gaya bahasa yang khas ini menjadi makna kias, lambang, dan persamaan bunyi atau rima. Perhatikan contoh pengulangan bunyi dan pengulangan kata pada puisi berikut yang menimbulkan bunyi teratur dan menciptakan irama!

Menyesal (Ali Hasjmi)

Pagiku hilang/sudah melayang
Hari mudaku/telah pergi
Kini petang/datang membayang
Batang usiaku/sudah tinggi

Tuhanku
Dalam termangu
Aku masih menyebut nama-Mu
Biar susah sungguh
Mengingat Kau penuh seluruh

Tuhanku
Aku hilang bentuk
Remuk

B. UNSUR EKSTRINSIK PUISI 

Di samping unsur pembangun dari dalam, puisi juga memiliki unsur pembangun dari luar yang disebut unsur ekstrinsik.

Unsur ekstrinsik ini Cukup berpengaruh terhadap keutuhan puisi. Oleh karena itu, disebut unsur luar, tetapi sangat mempengaruhi totalitas puisi.
Unsur ekstrinsik ini terdiri atas :

1. Unsur ekstrinsik puisi : biografi

Unsur biografi berkaitan dengan latar belakang atau riwayat hidup dari seorang penyair. Antar penyair pasti memiliki biografi atau latar belakang yang berbeda sehingga akan mempengaruhi karya puisi yang diciptakan.

2. Unsur ekstrinsik puisi : kesejarahan 

Unsur ekstrinsik lainnya yaitu unsur kesejarahan atau historis berkaitan dengan cerita balik masa lalu.


3. Unsur ekstrinsik puisi : kemasyarakatan

Unsur kemasyarakatan artinya kondisi sosial (kemasyarakatan) dimana penyair dalam menciptakan puisi. Unsur kemasyarakatan dapat berupa keadaan lingkungan sekitar hingga situasi politik di suatu negara.

Penutup :

Itulah ulasan mengenai unsur intrinsik dan ekstrinsik puisi beserta contohnya lengkap. Semoga ulasan di atas dapat bermanfaat, sekian dan terima kasih.

Belum ada Komentar untuk "Unsur Intrinsik & Ekstrinsik Puisi (Penjelasan & Contoh Lengkap) "

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel