Unsur Intrinsik & Ekstrinsik Puisi (Penjelasan & Contoh Lengkap)
Unsur Intrinsik & Ekstrinsik Puisi (Penjelasan & Contoh Lengkap) - Puisi juga sama dengan karya sastra lain, yaitu terikat oleh unsur intrinsik dan ekstrinsik.
Unsur intrinsik dan ekstrinsik inilah, penyair bisa mengembangkan kata-kata yang indah dan bermakna dan kemudian disusun menjadi puisi.
Seperti apa unsur intrinsik dan ekstrinsik puisi? Cermati ulasan di bawah ini!
Unsur intrinsik puisi yaitu tema, amanat, perasaan atau nada dan suasana puisi, tipografi, enjabemen, akulirik, rima, citraan atau pengimajian, dan gaya bahasa.
Tema juga merupakan keyakinan penyair dalam memaknai hidup dan kehidupan.
Untuk menentukan tema pada puisi dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu :
Cara melihat judul puisinya karena ada puisi yang di dalam judulnya sudah menampakkan tema. Biasanya judul puisi dijadikan tema dan larik-lariknya merupakan penjelasan tema yang dibuat judul itu. Perhatikan contoh puisi Hamid Jabbar berikur!
Cara menentukan tema yang kedua adalah melihat bentuk fisik puisi itu, terdiri dari :
Contoh Puisi di atas yang berjudul "Doa" bertema ketuhanan karena isinya sekitar doa. Sedangkan puisi berjudul "Dan Pasir" dilihat dari pilihan kata (diksi) dan kekerapan kata yang sering muncul seperti kata "zikir" diulang sebanyak dua kali dan pemilihan kata "kalimah laaillaahaillallah" merupakan penguat untuk menyatakan tema puisi di atas adalah "ketuhanan".
Untuk memperkuat pemahaman Anda berikut ini J. Waluyo (2003: 17-31) memberikan beberapa kategori tema, yaitu tema :
Amanat harus tetap sesuai dengan tema puisi yang diciptakan penyair. Namun, amanat yang dirumuskan bisa berbeda antara satu pembaca dengan yang lainnya. Perbedaan ini disebabkan, beragamnya tingkatan pembaca baik dari sisi pengetahuan, latar agama, dan latar budaya.
Misalnya, dari contoh puisi "Doa" di atas, pembaca dapat merumuskannya amanat, seperti di bawah ini :
Jadi unsur sikap atau suasana, atau nada, atau perasaan dalam puisi adalah ekspresi perasaan penyair yang disampaikan dalam bentuk nada-nada yang menimbulkan keindahan, Seperti apa nada yang menimbulkan keindahan ini mungkin terlalu singkat jika dijelaskan secara rinci di sini karena terbatasnya kesempatan.
Gadis peminta-minta
Setiap kita bertemu, gadis kecil berkaleng kecil
Senyummu terlalu kekal untuk kenal duka
Tengadah padaku, pada bulan merah jambu
Tapi kotaku jadi hilang, tanpa jiwa
Ingin aku ikut, gadis kecil berkaleng kecil
Pulang ke bawah jembatan yang melulur sosok
Hidup dari kehidupan angan-angan yang gemerlapan
Gembira dari kemayaan riang
Duniamu yang lebih tinggi dari menara katedral
Melintas-lintas di atas air kotor, tapi yang begitu kauhafal
Jiwa begitu murni, terlalu murni
Untuk bisa membagi dukaku
Kalau kaumati, gadis kecil berkaleng kecil
Bulan di atas itu tak ada yang punya
Dan kotaku, ah kotaku
Hidupnya tak lagi punya tanda
(Suara, 1956)
Nah, dari contoh puisi di atas yang berjudul "Gadis peminta-minta" dapat kita simpulkan yaitu puisi tersebut bernada kesedihan dan keterharuan.
Tipografi adalah ukiran bentuk puisi yang biasanya berupa susunan baris ke bawah. Ada juga penulis yang menyebut istilah tipografi dengan sebutan tata wajah puisi. Baik tipografi maupun tata wajah memiliki pengertian yang sama, yaitu salah satu unsur puisi yang menjadikan puisi lebih indah karena tata wajahnya dibuat seperti lukisan tertentu.
Tipografi ini banyak terdapar pada puisi modern yang sering disebut dengan istilah puisi mbeling, puisi kontemporer atau ada juga yang menyebutnya dengan puisi konkret. Perhatikan bagaimana puisi berikut ini dibuat tata wajahnya!
Sajak Transmigran II
Oleh: F. Rahardi
Dia selalu singkong
Dan terus-menerus singkong
Hari ini singkong
Tadi malam singkong
Besok mungkin singkong
Besoknya lagi juga singkong
Di rumah sepotong singkong
Di ladang seikat singkong
Di pasar segerobak singkong
Di rumah tetangga sepiring singkong
Enam bulan lagi tetap singkong
Setahun lagi tetap singkong
Sepuluh tahun masih singkong
Dua puluh tahun makin singkong
Dan lima puluh tahun kemudian
Transmigran beruban
Sakit-sakitan
Mati
Lalu terkubur di ladang singkong
Enjabemen adalah pemindahan bagian kalimat pada larik berikutnya sehingga menimbulkan nuansa makna.
Fungsi enjabemen mempererat hubungan antarlarik sehingga makna antarlarik itu menjadi utuh. Perhatikan hubungan antarlarik yang menjadikan keutuhan makna antarlarik pada puisi berikut!
Ciri akulirik terdapat kata ganti : aka, kamu, dan kita. Perhatikan tokoh yang terdapat pada puisi berikut!
Pada puisi-puisi lama pengulangan kata ini sangat penting dan dominan, seperti pada pantun, syair, dan bentuk puisi lainnya yang berumus persajakan tertentu. Di sana pasti ada bunyi yang diulang untuk menekankan persamaan bunyi dan nilai magis tertentu.
Perhatikan perulangan bunyi pada puisi berikut, dan bacalah keras-keras dan ulangi lagi membacanya. Benarkah ada kekuatan magis?
Untuk puisi modern pengulangan tidak lagi dianggap sepenting pada misi lama. Meskipun bukan keharusan yang baku, tetapi unsur rima menjadi salah satu unsur yang turut membangun puisi. Perhatikan rima pada puisi berikut!
Catatan hari lebaran
Sepiring ketupat luka
Semangkik sop duka
Sepotong lauk alpa
Tergeletak di atas meja
Sajakku pun sigap menyantapnya
Citraan atau pengimajian dapat disajikan dalam beberapa bentuk, diantaranya :
Pengulangan bunyi contohnya seperti pada senjelasan tentang poin (7) rima. Pengulangan kata meliputi repetisi dan diksi serta dalam bentuk pengulangan kalimat meliputi gaya implisit dan retorika.
Ada juga yang membagi gaya bahasa yang khas ini menjadi makna kias, lambang, dan persamaan bunyi atau rima. Perhatikan contoh pengulangan bunyi dan pengulangan kata pada puisi berikut yang menimbulkan bunyi teratur dan menciptakan irama!
Unsur ekstrinsik ini Cukup berpengaruh terhadap keutuhan puisi. Oleh karena itu, disebut unsur luar, tetapi sangat mempengaruhi totalitas puisi.
Unsur ekstrinsik ini terdiri atas :
Unsur kemasyarakatan artinya kondisi sosial (kemasyarakatan) dimana penyair dalam menciptakan puisi. Unsur kemasyarakatan dapat berupa keadaan lingkungan sekitar hingga situasi politik di suatu negara.
Unsur intrinsik dan ekstrinsik inilah, penyair bisa mengembangkan kata-kata yang indah dan bermakna dan kemudian disusun menjadi puisi.
Seperti apa unsur intrinsik dan ekstrinsik puisi? Cermati ulasan di bawah ini!
Unsur Intrinsik & Ekstrinsik Puisi (Penjelasan & Contoh Lengkap)
A. UNSUR INTRINSIK PUISI
Unsur intrinsik adalah unsur yang secara langsung membangun puisi dari dalam, atau dari wujud puisi itu sendiri.Unsur intrinsik puisi yaitu tema, amanat, perasaan atau nada dan suasana puisi, tipografi, enjabemen, akulirik, rima, citraan atau pengimajian, dan gaya bahasa.
1. Unsur intrinsik puisi : Tema
Tema atau dasar pikiran penyair dalam menulis puisinya. Tema merupakan dorongan yang kuat yang menyebabkan penyair mengungkapkan apa yang dirasakannya melalui puisi. Tema bersifat khusus pada setiap penyair. Artinya antara penyair satu dengan penyair lain tidak akan sama.Tema juga merupakan keyakinan penyair dalam memaknai hidup dan kehidupan.
Untuk menentukan tema pada puisi dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu :
Cara melihat judul puisinya karena ada puisi yang di dalam judulnya sudah menampakkan tema. Biasanya judul puisi dijadikan tema dan larik-lariknya merupakan penjelasan tema yang dibuat judul itu. Perhatikan contoh puisi Hamid Jabbar berikur!
Doa
Rasa tak berdaya juga terasa
Duh aduh
Ya Rabbi Kukuhkan padaku Taqwa!
Cara menentukan tema yang kedua adalah melihat bentuk fisik puisi itu, terdiri dari :
- Dari sisi diksi.
- Dari sisi judul puisinya.
- Kekerapan kata yang sering muncul dalam puisi itu.
Baca juga : Contoh Puisi Singkat Tema Ibu Yang Menyentuh HatiKekerapan kata ini merupakan bentuk penanda tingkat kepentingan informasi. Jika informasi itu dianggap penting maka dibuatlah perulangan kata bahkan hingga berkali-kali. Perhatikan puisi Hamid Jabbar berikut ini!
Dan Pasir
Dan pasir
Sirna dalam laut
Dan laut
Utuh dalam zikir
Dan zikir
Kirim dalam berpaut
Pautan kalimah
Lailahhailallah
Contoh Puisi di atas yang berjudul "Doa" bertema ketuhanan karena isinya sekitar doa. Sedangkan puisi berjudul "Dan Pasir" dilihat dari pilihan kata (diksi) dan kekerapan kata yang sering muncul seperti kata "zikir" diulang sebanyak dua kali dan pemilihan kata "kalimah laaillaahaillallah" merupakan penguat untuk menyatakan tema puisi di atas adalah "ketuhanan".
Untuk memperkuat pemahaman Anda berikut ini J. Waluyo (2003: 17-31) memberikan beberapa kategori tema, yaitu tema :
- Ketuhanan (religius)
- Kemanusiaan
- Patriotisme
- Cinta tanah air
- Cinta kasih pria dan wanita
- Kerakyatan dan demokrasi
- Keadilan sosial (protes sosial)
- Pendidikan (budi pekerti)
2. Unsur intrinsik puisi : Amanat
Amanat atau pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang. Amanat puisi bisa berhubungan dengan sikap karena amanat memengaruhi sikap, cara pandang, dan wawasan pembaca.Amanat harus tetap sesuai dengan tema puisi yang diciptakan penyair. Namun, amanat yang dirumuskan bisa berbeda antara satu pembaca dengan yang lainnya. Perbedaan ini disebabkan, beragamnya tingkatan pembaca baik dari sisi pengetahuan, latar agama, dan latar budaya.
Misalnya, dari contoh puisi "Doa" di atas, pembaca dapat merumuskannya amanat, seperti di bawah ini :
- Kebutuhan yang luar biasa manusia kepada doa
- Sulitnya menggapai ketakwaan walau hanya sekadar berdoa
- Usaha manusia perlu diiringi doa
3. Unsur intrinsik puisi : Sikap, Suasana atau Nada, dan Perasaan dalam Puisi
Nada dan perasaan dalam puisi merupakan ekspresi penyair dalam menyampaikan apa yang dirasakan dalam hatinya. Sikap penyair akan terlihat jelas dalam puisinya. Sikap yang berbeda pada tiap penyair, akan membedakan tiap karya puisi yang diciptakan, meskipun objek yang disampaikan sama.Jadi unsur sikap atau suasana, atau nada, atau perasaan dalam puisi adalah ekspresi perasaan penyair yang disampaikan dalam bentuk nada-nada yang menimbulkan keindahan, Seperti apa nada yang menimbulkan keindahan ini mungkin terlalu singkat jika dijelaskan secara rinci di sini karena terbatasnya kesempatan.
Baca juga : 10 Contoh Puisi Pesona Keindahan Lingkungan Alam IndonesiaNamun, untuk membantu Anda melihat sikap, nada suasana dan perasaan penyair dalam sebuah karya puisi, J. Waluyo memberikan contoh seperti berikut.
- Ciptaan puisi yang bernada sinis.
- Protes
- Mengurai
- Memberontak
- Main-main
- Serius (sungguh-sungguh)
- Patriotik
- Belas kasih (memelas)
- Takut
- Mencekam
- Santai
- Masa bodoh
- Pesimis
- Humor (bergurau)
- Mencemooh
- Kharismatik
- Khusyuk
- Perasaan gembira
- Sedih
- Terharu
- Tersinggung
- Terasing
- Patah hati
- Sombong
- Tertekan
- Cemburu
- Kesepian
- Takut
- Menyesal
Gadis peminta-minta
Setiap kita bertemu, gadis kecil berkaleng kecil
Senyummu terlalu kekal untuk kenal duka
Tengadah padaku, pada bulan merah jambu
Tapi kotaku jadi hilang, tanpa jiwa
Ingin aku ikut, gadis kecil berkaleng kecil
Pulang ke bawah jembatan yang melulur sosok
Hidup dari kehidupan angan-angan yang gemerlapan
Gembira dari kemayaan riang
Duniamu yang lebih tinggi dari menara katedral
Melintas-lintas di atas air kotor, tapi yang begitu kauhafal
Jiwa begitu murni, terlalu murni
Untuk bisa membagi dukaku
Kalau kaumati, gadis kecil berkaleng kecil
Bulan di atas itu tak ada yang punya
Dan kotaku, ah kotaku
Hidupnya tak lagi punya tanda
(Suara, 1956)
Nah, dari contoh puisi di atas yang berjudul "Gadis peminta-minta" dapat kita simpulkan yaitu puisi tersebut bernada kesedihan dan keterharuan.
4. Unsur intrinsik puisi : Tipografi
Tipografi adalah ukiran bentuk puisi yang biasanya berupa susunan baris ke bawah. Ada juga penulis yang menyebut istilah tipografi dengan sebutan tata wajah puisi. Baik tipografi maupun tata wajah memiliki pengertian yang sama, yaitu salah satu unsur puisi yang menjadikan puisi lebih indah karena tata wajahnya dibuat seperti lukisan tertentu.Tipografi ini banyak terdapar pada puisi modern yang sering disebut dengan istilah puisi mbeling, puisi kontemporer atau ada juga yang menyebutnya dengan puisi konkret. Perhatikan bagaimana puisi berikut ini dibuat tata wajahnya!
Sajak Transmigran II
Oleh: F. Rahardi
Dia selalu singkong
Dan terus-menerus singkong
Hari ini singkong
Tadi malam singkong
Besok mungkin singkong
Besoknya lagi juga singkong
Di rumah sepotong singkong
Di ladang seikat singkong
Di pasar segerobak singkong
Di rumah tetangga sepiring singkong
Enam bulan lagi tetap singkong
Setahun lagi tetap singkong
Sepuluh tahun masih singkong
Dua puluh tahun makin singkong
Dan lima puluh tahun kemudian
Transmigran beruban
Sakit-sakitan
Mati
Lalu terkubur di ladang singkong
5. Unsur intrinsik puisi : Enjabemen
Enjabemen adalah pemindahan bagian kalimat pada larik berikutnya sehingga menimbulkan nuansa makna.Fungsi enjabemen mempererat hubungan antarlarik sehingga makna antarlarik itu menjadi utuh. Perhatikan hubungan antarlarik yang menjadikan keutuhan makna antarlarik pada puisi berikut!
Doa
Oleh: Ajib Rosidi
Tuhan, beri aku kekuatan
Menguasai diri sendiri, kesunyian
Dan keserakahan, Beri aku petunjuk selalu
Untuk memilih jalan-Mu, keridhoan-Mu
Amin
6. Unsur intrinsik puisi : Akulirik
Akulirik adalah tokoh yang berbicara dalam puisi. Tokoh itu bisa pengarangnya, bisa pula bukan, dalam arti pengarang mewakilkan tokoh puisi yang dikarangnya kepada tokoh tertentu, atau tokoh lain.Ciri akulirik terdapat kata ganti : aka, kamu, dan kita. Perhatikan tokoh yang terdapat pada puisi berikut!
Karangan bunga
Oleh: Taufik Ismail
Tiga anak kecil
Dalam langkah malu-malu
Datang ke Salemba
Sore itu
Ini dari kami bertiga
Pita hitam pada karangan bunga
Sebab kami ikut berduka
Bagi kakak yang ditembak mati
siang tadi
7. Unsur intrinsik puisi : Rima atau Persamaan Bunyi
Rima adalah persamaan bunyi yang berulang secara teratur pada kata yang letaknya berdekatan di dalam satularik atau antarlarik. Nah, fungsi rima yaitu untuk menciptakan konsentrasi kekuatan bahasa atau menciptakan daya gaib pada kata yang diulang.Pada puisi-puisi lama pengulangan kata ini sangat penting dan dominan, seperti pada pantun, syair, dan bentuk puisi lainnya yang berumus persajakan tertentu. Di sana pasti ada bunyi yang diulang untuk menekankan persamaan bunyi dan nilai magis tertentu.
Perhatikan perulangan bunyi pada puisi berikut, dan bacalah keras-keras dan ulangi lagi membacanya. Benarkah ada kekuatan magis?
Buah Rindu (Amir Hamzah)
Datanglah engkau wahai maut
Lepaskan aku dari nestapa
Engkau lagi tempatku berpaut
Di waktu ini gelap gulita
Kicau mural tiada merdu
Pada beta bujang Melayu
Himbau punguk tiada merindu
Dalam telingaku seperti dahulu
Untuk puisi modern pengulangan tidak lagi dianggap sepenting pada misi lama. Meskipun bukan keharusan yang baku, tetapi unsur rima menjadi salah satu unsur yang turut membangun puisi. Perhatikan rima pada puisi berikut!
Catatan hari lebaran
Sepiring ketupat luka
Semangkik sop duka
Sepotong lauk alpa
Tergeletak di atas meja
Sajakku pun sigap menyantapnya
8. Unsur intrinsik puisi : Citraan atau Pengimajian
Citraan adalah susun kata pengimajian atau pengandaian untuk memperjelas atau memperkonkret apa yang dimaksudkan oleh penyair. Puisi bukan hanya untuk sekadar dibaca, tetapi juga harus dipahami maknanya. Nah, dengan citraan inilah penyair memperjelas puisinya.Citraan atau pengimajian dapat disajikan dalam beberapa bentuk, diantaranya :
- Penglihatan (visual imagery)
- Pendengaran (auditory imagery)
- Penciuman (smell imagery)
- Perasaan (tactile imagery)
Tuhanku
Dalam termangu
Aku masih menyebut nama-Mu
Biar susah sungguh
Mengingat Kau penuh seluruh
Tuhanku
Aku hilang bentuk
remuk
Tuhanku
Aku mengembara di negeri asing
Tuhanku
Di pintu-Mu aku mengetuk
Aku tidak bisa berpaling
9. Unsur intrinsik puisi : Gaya Bahasa, Irama atau Ritme
Gaya bahasa adalah irama atau ritme yang digunakan penyair untuk menimbulkan efek estetis (keindahan atau puitis) pada karya puisi yang dihasilkannya. Cara ini dilakukan dengan memanfaatkan kekayaan bahasa yang dimiliki oleh penyair melalui pengulangan bunyi, pengulangan kata, dan kalimat.Pengulangan bunyi contohnya seperti pada senjelasan tentang poin (7) rima. Pengulangan kata meliputi repetisi dan diksi serta dalam bentuk pengulangan kalimat meliputi gaya implisit dan retorika.
Ada juga yang membagi gaya bahasa yang khas ini menjadi makna kias, lambang, dan persamaan bunyi atau rima. Perhatikan contoh pengulangan bunyi dan pengulangan kata pada puisi berikut yang menimbulkan bunyi teratur dan menciptakan irama!
Menyesal (Ali Hasjmi)
Pagiku hilang/sudah melayang
Hari mudaku/telah pergi
Kini petang/datang membayang
Batang usiaku/sudah tinggi
Tuhanku
Dalam termangu
Aku masih menyebut nama-Mu
Biar susah sungguh
Mengingat Kau penuh seluruh
Tuhanku
Aku hilang bentuk
Remuk
B. UNSUR EKSTRINSIK PUISI
Di samping unsur pembangun dari dalam, puisi juga memiliki unsur pembangun dari luar yang disebut unsur ekstrinsik.Unsur ekstrinsik ini Cukup berpengaruh terhadap keutuhan puisi. Oleh karena itu, disebut unsur luar, tetapi sangat mempengaruhi totalitas puisi.
Unsur ekstrinsik ini terdiri atas :
Belum ada Komentar untuk "Unsur Intrinsik & Ekstrinsik Puisi (Penjelasan & Contoh Lengkap) "
Posting Komentar