Unsur-Unsur Drama (Unsur Intrinsik & Ekstrinsik Naskah Drama)
Unsur-unsur drama saling berkaitan untuk membangun sebuah karya seni drama yang bisa memuaskan para penonton. Unsur drama juga terdiri dari unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik, sama seperti karya-karya sastra lainnya.
Drama merupakan sebuah pertunjukan karya seni yang isinya mengisahkan tingkah laku manusia. Dalam sebuah pementasan drama, pastinya terdapat struktur dan unsur drama, meliputi unsur intrinsik drama dan unsur ekstrinsik drama. Di antara unsur drama juga mencakup tema, tokoh, alur, dialog, dan amanat.
Unsur-Unsur Drama (Unsur Intrinsik & Ekstrinsik Naskah Drama)
Sebelum kita bahas unsur-unsur drama, alangkah baiknya sobat perlu mengetahui pengertian drama dan ciri-ciri drama. Simak berikut ini !
A. Pengertian drama
Dalam KBBI, definisi dari drama yaitu sebuah komposisi prosa atau syair yang diharapkan dapat menggambarkan kehidupan dan watak melalui tingkah laku (akting) ataupun dialog yang dipentaskan. Dengan kata lain, pengertian drama yaitu karya sastra yang menggambarkan kehidupan manusia dengan gerak melalui dialog dan peran (akting) yang dipentaskan.
Terdapat beberapa ciri-ciri dari drama, misalnya drama memiliki konflik yang menjadi inti cerita serta dipentaskan dalam sebuah pertunjukan drama. Struktur drama juga terdiri dari bagian awal (prolog), dialog (percakapan antar tokoh), dan bagian akhir (epilog).
B. Unsur-Unsur Drama
Sebuah drama pastinya memiliki beberapa nsur-unsur tertentu. Umumnya unsur-unsur drama pun hampir sama dengan unsur dari karya sastra lain, contohnya seperti novel. Dimana memiliki tema sebagai gagasan pokok, tokoh, penokohan, latar atau setting, dan amanat berupa pesan yang ingin disampaikan.
Sama halnya dengan karya sastra lain, dimana sebuah karya pasti terdapat unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Pada drama pun demikian, berikut penjelasan unsur intrinsik drama dan unsur ekstrinsik drama. Cermati ulasan berikut :
a). Unsur Intrinsik Drama
Unsur intrinsik drama adalah unsur yang membentuk drama dari dalam. Komponen yang termasuk ke dalam unsur intrinsic drama yaitu tema, tokoh, penokohan, alur, latar atau setting, dialog antor tokoh, bahasa, konflik, dan amanat.
1. Tema
Tema adalah dasar pikiran yang berisi ide-ide sebagai latar belakang untuk membuat isi dari keseluruhan drama. Unsur intrinsik drama ini juga disebut sebagai topik atau pokok permasalahan.
Tema menjadi dasar atau inti dari keseluruhan isi cerita dalam drama. Terdapat banyak sekali contoh tema, dari yang bersifat umum hingga yang bersifat khusus. Contohnya tema pendidikan, perjuangan, percintaan, persahabatan, dan lainnya.
2. Alur atau plot
Plot atau alur adalah rangkaian peristiwa atau jalannya cerita yang disampaikan pengarang, sehingga membentuk sebuah cerita dari awal sampai akhir. Tujuan dibuatnya alur oleh penulis yaitu untuk membuat tahapan cerita, sehingga isi dalam cerita tidak membingungkan penikmat drama.
Rangkaian peristiwa dalam cerita dapat berdasarkan waktu, kejadian sebab akibat, atau sebagainya. Namun, alur juga dapat dirubah atau dimodifikasi sesuai keinginan pengarangnya.
Alur dalam drama dapat terbagi menjadi beberapa tahapan, yaitu tahap perkenalan, tahap munculnya konflik, tahap klimaks, tahap anti klimaks, dan tahap penyelesaian. Tentunya setiap tahapan memiliki ciri khasnya masing-masing yang berkaitan dengan jalannya sebuah cerita.
Berdasarkan urutan kronologinya atau jalannya sebuah cerita, terdapat beberapa macam-macam alur cerita yaitu alur maju, alur mundur dan alur campuran.
- Alur maju atau progresif adalah alur yang jalan ceritanya bergerak maju yakni dimulai dari awal sampai akhir sesuai kronologi waktu. Runtututan ceritanya dapat berupa pengenalan tokoh, timbulnya konflik atau masalah, puncak konflik atau klimaks, pemecahan konflik, dan penyelesaian konflik.
- Alur mundur atau regresif yaitu alur yang jalan ceritanya bergerak mundur yakni dimulai dari akhir atau penyelesaian cerita kemudian kembali lagi ke awal cerita atau perkenalan. Alur mundur biasanya dikenal dengan istilah flashback atau kilas balik.
- Alur campuran atau gabungan adalah alur yang jalan ceritanya berupa perpaduan antara alur maju dan alur mundur dalam satu cerita. Tahapan ceritanya bisa berurutan kemudian disisipi kisah mundur kebelakang ataupun bisa selang-seling dari alur maju dan mundur.
3. Tokoh
Tokoh adalah pelaku fiktif yang berperan dalam cerpen. Terdapat beberapa tokoh yang berperan dalam cerpen, seperti tokoh utama dengan porsi cerita yang besar dan tokoh pembantu yang memiliki pengaruh tidak terlalu besar bagi jalannya cerita.
Umumnya terdapat 4 jenis tokoh dalam drama, yaitu tokoh protagonis, tokoh antagonis, tokoh tritagonis dan tokoh figuran. Perhatikan ulasannya berikut ini !
- Tokoh protagonis adalah tokoh yang memiliki peran utama dalam sebuah cerpen. Tokoh protagonis ini biasanya memiliki sifat baik dan positif seperti berani, jujur, ramah, lembut dan lainnya.
- Tokoh antagonis adalah tokoh yang menjadi lawan dari tokoh protagonis. Artinya tokoh ini sebagai pemeran utama, namun memiliki sifat yang buruk atau negatif seperti jahat, pemarah, pendendam, sombong dan lainnya.
- Tokoh tritagonis adalah tokoh yang memilik peran sebagai penengah antara tokoh protagonis (baik) dan tokoh antagonis (buruk). Biasanya tokoh tritagonis memiliki sifat yang arif dan bijaksana dalam sebuah cerpen.
- Tokoh figuran adalah tokoh yang memiliki peran sebagai tokoh pembantu dan memberi warna pada jalannya cerita.
Dalam sebuah pementasan drama juga dikenal dengan tokoh badut, tokoh idaman, tokoh statis, dan tokoh dinamis. Untuk lebih jelasnya cermati ulasan di bawah ini :
- Tokoh gagal atau tokoh badut (the foil) adalah tokoh yang mempunyai pendirian yang bertentangan dengan tokoh lain. Kehadiran tokoh ini memiliki fungsi untuk menegaskan tokoh lain itu.
- Tokoh idaman (the type character). Sama seperti namanya, tokoh idaman inilah yang menjadi pahlawan dengan karakternya yang gagah, bijaksana, berkeadilan, atau terpuji.
- Tokoh statis (the static character) ialah tokoh yang memiliki peran yang tetap sama (statis), tanpa perubahan, mulai dari awal hingga akhir cerita.
- Tokoh yang berkembang (dinamis) merupakan kebalikan dari tokoh statis, misalnya seorang tokoh akan berubah dari yang semula setia ke karakter yang berkhianat, dari yang semula merupakan pencuri menjadi seorang yang saleh dan budiman.
4. Penokohan
Penokohan berbeda dengan tokoh, artinya tokoh sebagai pemeran dalam sebuah cerita, sedangkan penokohan adalah cara penulis dalam menggambarkan watak dari tokoh dalam sebuah cerita.
Dengan demikian, kita bisa mengetahui watak dari setiap tokoh melalui penokohan. Sehingga, kita bisa menentukan jenis tokohnya. Terdapat beberapa macam penokohan yaitu penokohan analitik dan penokohan dramatik.
Penokohan analitik
Merupakan penggambaran watak tokoh secara langsung. Artinya seorang pengarang langsung menyebutkan apa watak tokohnya. Misalnya sifat pemberani, penakut, pemarah, pemalu, dan lainnya.
Penokohan dramatik
Merupakan penggambaran watak tokoh secara tersirat atau tidak langsung. Teknik dramatik terbagi menjadi beberapa macam, diantaranya :
- Melalui penggambaran fisik tokoh, penggambaran lingkungan hidup tokoh.
- Penggambaran tata kebahasaan tokoh
- Pengungkapan jalan pikiran tokoh
- Penggambaran oleh tokoh lain.
5. Latar atau setting
Latar atau setting adalah unsur intrinsik drama yang berkaitan dengan tempat, waktu dan suasana saat cerita berlangsung. Dengan kata lain, latar berkaitan dengan detail sekeliling saat berlangsungnya sebuah cerita.
Dalam sebuah cerita, umumnya ada 3 jenis latar utama yakni latar tempat, latar waktu, dan latar suasana. Berikut penjelasannya :
- Latar tempat merupakan penjelasan dimana adegan atau peristiwa dalam cerpen terjadi. Misalnya di kantor, di sekolah, di rumah, di kota, di jalan dan lainnya.
- Latar waktu adalah penjelasan mengenai kapan adegan atau peristiwa dalam cerpen itu terjadi. Contohnya di waktu pagi hari, siang hari, kemarin, minggu lalu, keesokan harinya dan lainnya.
- Latar suasana adalah penjelasan mengenai gambaran suasana saat adegan atau peristiwa dalam cerpen terjadi. Latar suasana biasanya berkaitan dengan perasaan tokoh, misalnya suasana senang, suasana sedih, suasana takut, dan lainnya.
6. Dialog
Dialog adalah percakapan dalam sebuah cerita. Dialog bisa terdiri dari percakapan antar tokoh, bisa juga berupa percakapan sendiri atau monolog. Dengan adanya dialog memberikan penjelasan terkait jalannya cerita, dialog biasanya pun disertai dengan gaya atau mimik wajah untuk memperjelas.
Dalam drama, dialog atau percakapan haruslah memenuhi dua persyaratan yaitu :
- Dialog dalam drama harus turut menunjang gerak laku tokohnya. Dialognya pun harus dipergunakan untuk menggambarkan apa yang telah terjadi sebelum cerita itu, apa yang sedang terjadi di luar panggung selama cerita itu berlangsung, dan harus pula dapat mengungkapkan pikiran serta perasaan tokoh yang berperan.
- Dialog drama yang diucapkan di dalam pementasan haruslah lebih tajam dan tertib daripada ujaran sehari-hari. Tidak ada kata yang terbuang begitu saja, para tokohnya pun harus melafalkan atau berbicara jelas dan tepat sasaran. Dan yang pasti, dialog disampaikan secara wajar dan alamiah.
7. Gaya Bahasa
Gaya bahasa menjadi salah satu unsur intrinsik drama yang berkaitan dengan kata dan bahasa. Gaya bahasa adalah ciri khas pemilihan kata dan bahasa yang digunakan oleh pengarang dalam sebuah cerita. Bahasa juga dapat menggambarkan latar, watak tokoh, maupun peristiwa yang sedang terjadi.
Di dalamnya meliputi pemilihan kata (diksi), penggunaan kalimat, penghemat kata, pemakaian majas, pemakaian ungkapan, dan lainnya. Setiap pengarang drama tentu memiliki gaya bahasa yang berbeda. Dengan demikian, antara satu pengarang drama dengan lainnya akan berbeda. Dan gaya bahasa inilah yang menjadi ciri khas masing-masing pengarang.
8. Konflik
Konflik adalah masalah atau pertentangan yang terjadi dari sebuah pementasan drama. Konflik inilah yang menjadi inti permasalahan dalam drama. Biasanya, sebuah drama bisa terjadi satu konflik atau bahkan lebih.
9. Amanat atau pesan moral
Amanat adalah pesan atau nasihat yang ingin disampaikan pengarang kepada penikmat drama. Amanat dalam drama disampaikan melalui peran(akting) dari para tokohnya dalam cerita.
B. Unsur Ekstrinsik Drama
Unsur ekstrinsik drama merupakan unsur yang membangun sebuah drama dari luar. Namun, secara tak langsung unsur ekstrinsik ini mempengaruhi isi dari sebuah drama tersebut. Inilah beberapa unsur ekstrinsik yang berkaitan dengan pembuatan drama, yaitu :
1. Latar Belakang Penciptaan/Pembuatan
Latar belakang penciptaan sebuah cerita yaitu dasar yang bertujuan untuk memberikan sebuah pemahaman kepada penonton, tentang apa dan mengapa sebuah cerita itu dibuat. Bisa dikatakan juga bahwa latar belakang penciptaan tujuannya untuk memberi pemahaman apa yang ingin disampaikan pengarang kepada penonton
2. Latar belakang Pengarang
Latar belakang pengarang pun menjadi salah satu hal yang berpengaruh dalam pembuatan sebuah drama. Latar belakang pengarang tentu berbeda-beda, sehingga menghasilkan karya drama yang berbeda-beda, antara satu pengarang dengan pengarang lain.
Latar belakang pengarang yaitu berupa :
- Biografi : biografi mengenai riwayat hidup pengarang dan biografi tentang pendidikan pengarang.
- Aliran sastra : seorang pengarang karya apapun pasti mempunyai alrannya masing-masing, yang menjadi ciri khasnya sendiri. Latar belakang penulis pun sangat berkaitan dengan aliran cerita kesukaannya.
- Kondisi Psikologis : Yaitu keadan psikologis pengarang yang dapat berupa pemilihan tema, bahasa, alur yang digunakan, pandangan hidup penulis, keyakinan dan lainnya.
3. Situasi/Keadaan Masyarakat
Situasi yang sedang terjadi atau berkembang di tengah masyarakat, seperti ideologi, budaya, politik, sikap sosial, dan kondisi perekonomian masyarakat tertentu. Latar budaya masyarakat dapat muncul dalam cerita bisa dalam bentuk setting atau latar maupun muncul dalam bentuk dialog antar tokoh, dan pada narasi penulis.
4. Nilai-nilai
Nilai-nilai yang terkandung seperti nilai agama, politik, dan budaya juga dapat mempengaruhi isi drama. Hal ini dapat melandasi jalan cerita hingga perwatakan yang dibuat oleh pengarang.
Itulah unsur-unsur drama beserta penjelasan lengkapnya
Semoga ulasan di atas dapat bermanfaat bagi sobat dalam mempelajari materi unsur-unsur drama. Sekian dan terima kasih atas kunjungannya.
Belum ada Komentar untuk "Unsur-Unsur Drama (Unsur Intrinsik & Ekstrinsik Naskah Drama)"
Posting Komentar