Pengertian Wacana : Jenis-Jenis Wacana (Penjelasan & Contoh)
Pengertian wacana, jenis wacana beserta penjelasan & contoh. Mulai dari wacana narasi, deskriptif, argumentasi, dll.
Wacana yaitu satuan bahasa terlengkap dalam hierarki gramatikal, merupakan satuan gramatikal atau satuan bahasa tertinggi dan terbesar. Wacana dapat direalisasikan dalam bentuk karangan yang utuh (buku, novel, seri ensiklopedia, dan sebagainya), paragraf, kalimat, atau kata yang membawa amanat yang lengkap. Harimurti Kridalaksana (1985: 184)
Samsuri (1988: 1) melihat wacana dari segi komunikasi. Pendapatnya menyatakan bahwa dalam sebuah wacana, terdapat konteks wacana, topik, kohesi dan koherensi. Kohesi merupakan keterkaitan antarkalimat. Sedangkan koherensi yaitu adanya keterkaitan antara ide atau gagasan kalimat.
Jadi kesimpulannya, pengertian dari wacana adalah susunan ujaran yang merupakan satuan bahasa terlengkap dan tertinggi, saling berkaitan dengan koherensi dan kohesi berkesinambungan membentuk satu kesatuan untuk tujuan berkomunikasi, baik secara lisan maupun tulisan.
Pengelompokan wacana bergantung pada sudut pandang yang digunakan. Dari sudut pandang jumlah peserta yang terlibat dalam komunikasi, ada wacana monolog, dialog dan polilog.
Sedangkan dari sudut pandang tujuan berkomunikasi, ada wacana deskripsi, eksposisi, argumentasi, persuasi, dan narasi. Sementara itu, dari segi bentuk saluran yang digunakan, ada wacana lisan dan tulisan.
Berikut, penjelasan mengenai jenis-jenis atau ragam wacana
A. Wacana berdasarkan jumlah peserta
Ada tiga jenis wacana berdasarkan wacana jumlah peserta yang ikut ambil bagian sebagai pembicara, yaitu monolog, dialog, dan polilog.
B. Wacana ditinjau dari tujuan berkomunikasi
Adapun wacana berdasarkan tujuan berkomunikasi, di antaranya wacana argumentasi, persuasi, eksposisi, deskripsi, dan narasi. Baiklah Saudara, untuk lebih jelasnya, marilah kelima jenis wacana tersebut kita bahas satu per satu.
Argumentasi merupakan bentuk wacana yang
berusaha membuktikan suatu kebenaran. Lebih jauh sebuah argumentasi berusaha mempengaruhi serta mengubah sikap dan pendapat orang lain untuk menerima suatu kebenaran dengan mengajukan bukti- bukti mengenai objek yang diargumerrasikan itu. (Gorys Keraf, 1995:10) dilihat dari sudut proses berpikir adalah suatu tindakan untuk membentuk penalaran dan menurunkan kesimpulan.
Contoh wacana argumentasi adalah :
Namun, yang menjadi kekhawatiran adalah adanya efek negatif akibat dosis vitamin dan mineral yang dikonsumsi secara berlebihan, terutama oleh mereka yang memiliki kondisi tubuh fit.
Sejumlah penelitian mengungkapkan bahwa multivitamin tidak terbukti dapat mencegah timbulnya suatu penyakit dan suplemen vitamin juga tidak bisa memperbaiki gizi yang buruk akibat pola makan yang sembarangan. Bahkan meminum jenis vitamin dan mineral dalam dosis tinggi dan jangka waktu panjang bisa memicu risiko timbulnya penyakit tertentu. (Reader's Digest Indonesia, Oktober 2004).
Wacana ini digunakan untuk menjelaskan wujud dan hakikat suatu objek, misalnya menjelaskan pengertian kebudayaan, komunikasi, perkembangan teknologi, pertumbuhan ekonomi kepada pembaca.
Dalam wacana eksposisi disajikan penjelasan yang akurat dan padu mengenai sebuah topik yang rumit, seperti struktur negara atau pemerintahan, teori tentang timbulnya suatu penyakit, dan lainnya. la juga digunakan untuk menjelaskan terjadi sesuatu, beroperasinya sebuah alat dan sebagainya.
Contoh wacana eksposisi :
Agar diperoleh hasil maksimal, perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut.
- Pada proses pemutihan gigi, pasien terlebih dahulu didiagnosis kondisi giginya, seperti enamel gigi harus bagus karena proses
pemutihan berlangsung pada enamel gigi.
- Selain itu juga diperhatikan apakah gigi tersebut masih aktif atau tidak.
- Setelah proses pembersihan gigi, dokter akan mengarahkan untuk memilih produk yang sesuai untuk dipakai ("Tampilkan Gigi Putih Berseri", Majalah Dewi No.5/XIII). 3)
Oleh karena itu, wacana persuasi biasanya menggunakan alasan yang tidak rasional.
Persuasi sesungguhnya merupakan penyimpangan dari argumentasi, dan khusus berusaha mem- pengaruhi orang lain atau para pembaca. Agar pembaca atau pendengar melakukan sesuatu bagi orang yang melakukan persuasi, meskipun yang dipersuasi sebetulnya tidak terlalu percaya akan apa yang diujarkannya itu.
Wacana persuasi lebih mengutamakan untuk menggunakan aspek-aspek psikologis untuk mempengaruhi orang lain. Contoh jenis dari wacana persuasi yang sering kita temui yaitu berupa kampanye dan iklan.
Contoh wacana iklan sebagai berikut.
"Pakai Daiyah, lupakan yang lain. Harga yang murah, tapi membersihkan tumpukan pakaian kotor Anda, menjadi bersih cemerlang."
Deskripsi memiliki fungsi membuat para pembacanya seolah melihat barang-barang atau objeknya. Sebuah deskripsi mengenai rumah diharapkan menyajikan banyak penampilan individual dan karakteristik dari rumah itu, dan beberapa aspek yang dapat dianalisis, seperti besarnya, materi konstruksinya, dan rancangan arsitekturnya.
Jadi, singkatnya tujuan dari karangan deskripsi yaitu untuk membuat para pembaca menyadari apa yang diserap penulis melalui panca indranya, merangsang perasaan pembaca mengenai apa yang digambarkannya, menyajikan suatu kualitas pengalaman langsung.
Objek yang dideskripsikan mungkin sesuatu yang bisa ditangkap dengan panca indera kita, sebuah hamparan sawah yang hijau dan pemandangan yang indah, jalan-jalan kota, tikus-tikus selokan, wajah seorang yang cantik molek atau seseorang yang bersedih hati, alunan musik atau gelegar guntur, dan sebagainya.
Contoh wacana deskripsi :
Pada jeram pertama perahu besar berbalik arah, lalu memasuki jeram ketiga dengan bagian buritannya terlebih dahulu, sampai akhirnya... brak!. Kemudian ada bagian perahu yang menghantam batu besar seukuran 4 x 3 meter, dan menempel pada batu dalam keadaan miring. ("Jeram Maut, " Reader's Digest Indonesia, Oktober 2004)
Contoh wacana narasi :
Sewaktu aku duduk di ruang pengadilan yang penuh sesak itu, menunggu perkaraku disidangkan, dalam hatiku bertanya-tanya berapa banyak orang-orang hari ini di sini yang merasa, seperti apa yang kurasakan bingung, patah hati, dan sangat kesepian. Akupun merasa seolah-olah aku memikul beban yang sangat berat di pundakku.
C. Wacana berdasarkan bentuk saluran yang digunakan
Berdasarkan saluran atau media yang digunakan dalam berkomunikasi, wacana dapat dibedakan menjadi wacana lisan dan wacana tulisan.
Wacana tulisan adalah rangkaian kalimat yang di transkrip dari rekaman bahasa lisan. Contoh wacana tulis dapat kita temukan dalam bentuk buku, berita koran, artikel, makalah.
Wacana tulis merupakan sebuah teks yang berupa rangkaian kalimat yang menggunakan ragam tulis.
Contoh wacana lisan yaitu percakapan, khotbah (spontan), dan siaran langsung di radio atau TV.
Pengertian Wacana : Jenis-Jenis Wacana (Penjelasan & Contoh)
1. Pengertian Wacana
Secara umum, wacana mengacu pada artikel, karangan, percakapan, dialog, ataupun pernyataan. Jika kita membaca Kamus Besar Bahasa Indonesia makna wacana adalah bahan bacaan, percakapan atau tuturan. Kata wacana digunakan sebagai istilah yang merupakan padanan dari istilah discourse dalam bahasa Inggris.Wacana yaitu satuan bahasa terlengkap dalam hierarki gramatikal, merupakan satuan gramatikal atau satuan bahasa tertinggi dan terbesar. Wacana dapat direalisasikan dalam bentuk karangan yang utuh (buku, novel, seri ensiklopedia, dan sebagainya), paragraf, kalimat, atau kata yang membawa amanat yang lengkap. Harimurti Kridalaksana (1985: 184)
Samsuri (1988: 1) melihat wacana dari segi komunikasi. Pendapatnya menyatakan bahwa dalam sebuah wacana, terdapat konteks wacana, topik, kohesi dan koherensi. Kohesi merupakan keterkaitan antarkalimat. Sedangkan koherensi yaitu adanya keterkaitan antara ide atau gagasan kalimat.
Jadi kesimpulannya, pengertian dari wacana adalah susunan ujaran yang merupakan satuan bahasa terlengkap dan tertinggi, saling berkaitan dengan koherensi dan kohesi berkesinambungan membentuk satu kesatuan untuk tujuan berkomunikasi, baik secara lisan maupun tulisan.
2. Jenis-jenis wacana
Dengan mempelajari ragam atau jenis-jenis wacana Saudara dapat memiliki wawasan mengenai jenis-jenis wacana dalam bahasa Indonesia.Pengelompokan wacana bergantung pada sudut pandang yang digunakan. Dari sudut pandang jumlah peserta yang terlibat dalam komunikasi, ada wacana monolog, dialog dan polilog.
Sedangkan dari sudut pandang tujuan berkomunikasi, ada wacana deskripsi, eksposisi, argumentasi, persuasi, dan narasi. Sementara itu, dari segi bentuk saluran yang digunakan, ada wacana lisan dan tulisan.
Berikut, penjelasan mengenai jenis-jenis atau ragam wacana
A. Wacana berdasarkan jumlah peserta
Ada tiga jenis wacana berdasarkan wacana jumlah peserta yang ikut ambil bagian sebagai pembicara, yaitu monolog, dialog, dan polilog.
- Wacana Monolog
- Wacana Dialog
- Wacana Polilog
B. Wacana ditinjau dari tujuan berkomunikasi
Adapun wacana berdasarkan tujuan berkomunikasi, di antaranya wacana argumentasi, persuasi, eksposisi, deskripsi, dan narasi. Baiklah Saudara, untuk lebih jelasnya, marilah kelima jenis wacana tersebut kita bahas satu per satu.
- Wacana Argumentasi
Argumentasi merupakan bentuk wacana yang
berusaha membuktikan suatu kebenaran. Lebih jauh sebuah argumentasi berusaha mempengaruhi serta mengubah sikap dan pendapat orang lain untuk menerima suatu kebenaran dengan mengajukan bukti- bukti mengenai objek yang diargumerrasikan itu. (Gorys Keraf, 1995:10) dilihat dari sudut proses berpikir adalah suatu tindakan untuk membentuk penalaran dan menurunkan kesimpulan.
Contoh wacana argumentasi adalah :
Namun, yang menjadi kekhawatiran adalah adanya efek negatif akibat dosis vitamin dan mineral yang dikonsumsi secara berlebihan, terutama oleh mereka yang memiliki kondisi tubuh fit.
Sejumlah penelitian mengungkapkan bahwa multivitamin tidak terbukti dapat mencegah timbulnya suatu penyakit dan suplemen vitamin juga tidak bisa memperbaiki gizi yang buruk akibat pola makan yang sembarangan. Bahkan meminum jenis vitamin dan mineral dalam dosis tinggi dan jangka waktu panjang bisa memicu risiko timbulnya penyakit tertentu. (Reader's Digest Indonesia, Oktober 2004).
- Wacana Eksposisi
Wacana ini digunakan untuk menjelaskan wujud dan hakikat suatu objek, misalnya menjelaskan pengertian kebudayaan, komunikasi, perkembangan teknologi, pertumbuhan ekonomi kepada pembaca.
Dalam wacana eksposisi disajikan penjelasan yang akurat dan padu mengenai sebuah topik yang rumit, seperti struktur negara atau pemerintahan, teori tentang timbulnya suatu penyakit, dan lainnya. la juga digunakan untuk menjelaskan terjadi sesuatu, beroperasinya sebuah alat dan sebagainya.
Contoh wacana eksposisi :
Agar diperoleh hasil maksimal, perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut.
- Pada proses pemutihan gigi, pasien terlebih dahulu didiagnosis kondisi giginya, seperti enamel gigi harus bagus karena proses
pemutihan berlangsung pada enamel gigi.
- Selain itu juga diperhatikan apakah gigi tersebut masih aktif atau tidak.
- Setelah proses pembersihan gigi, dokter akan mengarahkan untuk memilih produk yang sesuai untuk dipakai ("Tampilkan Gigi Putih Berseri", Majalah Dewi No.5/XIII). 3)
- Wacana Persuasi
Oleh karena itu, wacana persuasi biasanya menggunakan alasan yang tidak rasional.
Persuasi sesungguhnya merupakan penyimpangan dari argumentasi, dan khusus berusaha mem- pengaruhi orang lain atau para pembaca. Agar pembaca atau pendengar melakukan sesuatu bagi orang yang melakukan persuasi, meskipun yang dipersuasi sebetulnya tidak terlalu percaya akan apa yang diujarkannya itu.
Wacana persuasi lebih mengutamakan untuk menggunakan aspek-aspek psikologis untuk mempengaruhi orang lain. Contoh jenis dari wacana persuasi yang sering kita temui yaitu berupa kampanye dan iklan.
Contoh wacana iklan sebagai berikut.
"Pakai Daiyah, lupakan yang lain. Harga yang murah, tapi membersihkan tumpukan pakaian kotor Anda, menjadi bersih cemerlang."
- Wacana Deskripsi
Deskripsi memiliki fungsi membuat para pembacanya seolah melihat barang-barang atau objeknya. Sebuah deskripsi mengenai rumah diharapkan menyajikan banyak penampilan individual dan karakteristik dari rumah itu, dan beberapa aspek yang dapat dianalisis, seperti besarnya, materi konstruksinya, dan rancangan arsitekturnya.
Jadi, singkatnya tujuan dari karangan deskripsi yaitu untuk membuat para pembaca menyadari apa yang diserap penulis melalui panca indranya, merangsang perasaan pembaca mengenai apa yang digambarkannya, menyajikan suatu kualitas pengalaman langsung.
Objek yang dideskripsikan mungkin sesuatu yang bisa ditangkap dengan panca indera kita, sebuah hamparan sawah yang hijau dan pemandangan yang indah, jalan-jalan kota, tikus-tikus selokan, wajah seorang yang cantik molek atau seseorang yang bersedih hati, alunan musik atau gelegar guntur, dan sebagainya.
Contoh wacana deskripsi :
Pada jeram pertama perahu besar berbalik arah, lalu memasuki jeram ketiga dengan bagian buritannya terlebih dahulu, sampai akhirnya... brak!. Kemudian ada bagian perahu yang menghantam batu besar seukuran 4 x 3 meter, dan menempel pada batu dalam keadaan miring. ("Jeram Maut, " Reader's Digest Indonesia, Oktober 2004)
- Wacana Narasi
Contoh wacana narasi :
Sewaktu aku duduk di ruang pengadilan yang penuh sesak itu, menunggu perkaraku disidangkan, dalam hatiku bertanya-tanya berapa banyak orang-orang hari ini di sini yang merasa, seperti apa yang kurasakan bingung, patah hati, dan sangat kesepian. Akupun merasa seolah-olah aku memikul beban yang sangat berat di pundakku.
C. Wacana berdasarkan bentuk saluran yang digunakan
Berdasarkan saluran atau media yang digunakan dalam berkomunikasi, wacana dapat dibedakan menjadi wacana lisan dan wacana tulisan.
- Wacana tulisan
Wacana tulisan adalah rangkaian kalimat yang di transkrip dari rekaman bahasa lisan. Contoh wacana tulis dapat kita temukan dalam bentuk buku, berita koran, artikel, makalah.
Wacana tulis merupakan sebuah teks yang berupa rangkaian kalimat yang menggunakan ragam tulis.
- Wacana lisan
Wacana lisan adalah wacana yang disampaikan langsung menggunakan bahasa lisan, sehingga penerimanya pun harus mendengarkan dan menyimak untuk mengetahui isinya.
Contoh wacana lisan yaitu percakapan, khotbah (spontan), dan siaran langsung di radio atau TV.
Itulah pengertian wacana, jenis wacana beserta penjelasan dan contohnya
Semoga uraian di atas dapat bermanfaat bagi sobat yang sedang mempelajari materi tersebut, sekian dan terima kasih.
Dikutip dari "Bahasa dan Sastra Indonesia" Karya Hj. Dra. Yusi Rosdiana, M.Pd., dkk.
Dikutip dari "Bahasa dan Sastra Indonesia" Karya Hj. Dra. Yusi Rosdiana, M.Pd., dkk.
Belum ada Komentar untuk "Pengertian Wacana : Jenis-Jenis Wacana (Penjelasan & Contoh)"
Posting Komentar