Teori Masuknya Islam ke Indonesia (Proses, Bukti & Kekurangan)
Teori masuknya islam di Indonesia-Pendapat mengenai proses masuknya islam ke Indonesia yaitu sebuah proses islamisasi tentang interaksi ajaran islam dengan masyarakat Nusantara yang kemudian memeluk islam.
Kebanyakan teori menyebutkan bahwa islam masuk ke Indonesia melewati jaringan perdagangan yang kemudian di bawa masuk ke lingkungan istana yang akhirnya terjadi jaringan keilmuan, akulturasi budaya, dan perkembangan kebudayaan islam.
Namun, ada juga teori lain mengenai proses masuknya islam ke Indonesia, terutama pada perbedaan waktu dan tempat asalnya. Untuk lebih lengkapnya, ikuti ulasan teorinya di bawah ini :
Pencetus
Teori ini dikemukakan oleh Pijnapel dan C. Snouck Hurgronye, dan J.P. Moquetta (1912)
Pendapat (Teori)
Bukti (alasan yang mendukung)
Pendapat atau teori di atas didasarkan pada beberapa bukti di bawah ini, yaitu :
Dari bukti yang disampaikan di atas terdapat kelemahan dari teori ini yaitu :
Pencetus
Teori inisampaikan oleh Hosein Djajadiningrat dan Umar Husein.
Pendapat (Teori)
Hoesein Djajadiningrat dan Umar Amir Husein mengatakan bahwa islam masuk ke Indonesia pada abad ke-7 yang berasal dari Persia (bernama Iran saat ini) melalui para pedagang Persia.
Bukti
Pendapat atau teori di atas didasarkan pada beberapa bukti di bawah ini, yaitu :
Kelemahan
Teori ini memiliki keleman yaitu islam masuk abad ke-7, padahal di Timur Tengah (Damaskus,Baghdad, Mekkah, dan Madinah) kekuasaan islam ada di tangan Khalifah Umayyah.
Jadi tidak mungkin para ulama dan pedagang menyebarkan islam secara besar-besaran ke Indonesia.
Pencetus :
Teori ini disampaikan oleh Buya Hamka (Haji Abdul Malik Karim Amrullah) yang didukung oleh Anthony H Johns, Van Leur, dan T.W Arnold.
Pendapat (Teori) :
Bukti (alasan yang mendukung)
Pendapat atau teori di atas didasarkan pada beberapa bukti di bawah ini, yaitu :
Pencetus
Teori ini dikemukakan oleh S.Q Fatimi, pendapatnya merupakan salah satu pertentangan teori islam masuk dari Gujarat.
Pendapat (Teori)
Bukti (alasan yang mendukung)
Pendapat atau teori di atas didasarkan pada beberapa bukti di bawah ini, yaitu :
Menurut teori ini, batu nisan Malik Al-Saleh (Samudra Pasai) dan nisan Fatimah (Gresik) memiliki kemiripan yang ada di Bengal (Bertentangan dengan teori Gujarat).
Kelemahan
Kelemahan teori ini yaitu terdapat perbedaan madzab yang dianut. Di Samudra Pasai, Madzab yang digunakan adalah Syafi’I sedangkan di Bengal kebanyakan adalah Hanafi.
Pencetus
Teori ini dikemukakan oleh tokoh Indonesia sendiri yaitu Sumanto Al Qurtuby dan Slamet Mulyana.
Pendapat (Teori)
Sebenarnya masuknya islam ke Nusantara melalui perantara masyarakat muslim China . Pada abad ke-9 masyaratak muslim China bermigrasi dari Kanton ke Nusantara, khususnya Palembang.
Bukti (alasan yang mendukung)
Pendapat atau teori di atas didasarkan pada beberapa bukti di bawah ini, yaitu :
Teori ini dicetuskan oleh sejarawan yang bernama N.A Baloch, yang berasal dari Pakistan. Beliau mengemukakan bahwa penyebaran agama islam tidak terlepas dari kagigihan umat islam dalam menjelajahi samudra.
Kelemahan teori ini menyebutkan islam masuk sekitar abad ke-7 Masehi dan belum jelas islam datang ke Indonesia asalnya dari mana.
Kebanyakan teori menyebutkan bahwa islam masuk ke Indonesia melewati jaringan perdagangan yang kemudian di bawa masuk ke lingkungan istana yang akhirnya terjadi jaringan keilmuan, akulturasi budaya, dan perkembangan kebudayaan islam.
Namun, ada juga teori lain mengenai proses masuknya islam ke Indonesia, terutama pada perbedaan waktu dan tempat asalnya. Untuk lebih lengkapnya, ikuti ulasan teorinya di bawah ini :
Teori Masuknya Islam ke Indonesia (Proses, Bukti & Kekurangan)
1. Teori masuknya Islam berasal dari Gujarat
Pencetus
Teori ini dikemukakan oleh Pijnapel dan C. Snouck Hurgronye, dan J.P. Moquetta (1912)
Pendapat (Teori)
- Para sarjana barat seperti tokoh di atas mengatakan bahwa islam masuk ke Indonesia pada abad ke-13 M atau abad ke-7 H.
- Islam berasal dari daerah Gujarat yang terletak di India bagian barat dan berdekatan dengan laut arab. Gujarat merupakan jalur perdagangan yang sangat setrategis antara timur dan barat.
- Penyebar islam di Indonesia ialah bukan orang Arab asli, melainkan para pedagang Gujarat diislamkan oleh Pedagang Arab (abad ke-7 m) yang tinggal di Malabar dan Gujarat. Kemudian para pedagang dari Gujarat ke wilayah timur untuk berdagang dan menyebarkan agama islam.
Bukti (alasan yang mendukung)
Pendapat atau teori di atas didasarkan pada beberapa bukti di bawah ini, yaitu :
- Catatan penjelajah samudra Marcopolo yang mengatakan bahwa pedagang muslim India banyak dijumpai di Perlak, dan penduduk Perlak juga banyak yang masuk islam.
- Batu nisan sultan dari kerajaan Samudra Pasai yaitu Sultan Malik Al-Saleh (wafat 17 Dzulhijjah 831 H atau 1297 M) dan batu nisan Maulana Malik Ibrahim (wafat tahun 1419 M) di Gresik, Jawa Timur memiliki bentuk yang sama dengan batu nisan yang terdapat di Kambay, Gujarat.
- Moquetta kemudian berkesimpulan bahwa batu nisan tersebut di impor dari Gujarat atau setidaknya dibuat oelh orang Gujarat atau orang Indonesia yang telah belajar kaligrafi khas Gujarat.
Dari bukti yang disampaikan di atas terdapat kelemahan dari teori ini yaitu :
- Kerajaan Samudra Pasai sendiri menganut Madzab Syafi’I, sementara para masyarakat muslim Gujarat kebanyakan menganut Madzab Hambali.
- Saat proses islamisasi Samudra Pasai, Gujarat yang termasuk negara India juga diperkirakan masih berbentuk kerajaan hindu.
2. Teori masuknya Islam berasal dari Persia
Pencetus
Teori inisampaikan oleh Hosein Djajadiningrat dan Umar Husein.
Pendapat (Teori)
Hoesein Djajadiningrat dan Umar Amir Husein mengatakan bahwa islam masuk ke Indonesia pada abad ke-7 yang berasal dari Persia (bernama Iran saat ini) melalui para pedagang Persia.
Bukti
Pendapat atau teori di atas didasarkan pada beberapa bukti di bawah ini, yaitu :
- Teori masuknya islam dari Persia didasarkan pada kesamaan budaya dan teradisi yang berkembang di Persia dan Indonesia. Contoh tradisi atau budaya tersebut adalah tradisi perayaan 10 Muharram atau asyuro sebagai hari suci bagi kaum Syiah atas kematian Husein Bin Ali (cucu Nabi Muhammad SAW) yang serupa dengan perayaan tradisi tabot di Pariaman Sumatra Barat dan Bengkulu.
- Terdapat juga kesamaan pada ajaran sufi dan bentuk seni kaligrafi, serta beberapa batu nisan di Nusantara yang mirip dengan yang ada di Persia.
Kelemahan
Teori ini memiliki keleman yaitu islam masuk abad ke-7, padahal di Timur Tengah (Damaskus,Baghdad, Mekkah, dan Madinah) kekuasaan islam ada di tangan Khalifah Umayyah.
Jadi tidak mungkin para ulama dan pedagang menyebarkan islam secara besar-besaran ke Indonesia.
3. Teori masuknya islam berasal dari Arab dan Mesir
Pencetus :
Teori ini disampaikan oleh Buya Hamka (Haji Abdul Malik Karim Amrullah) yang didukung oleh Anthony H Johns, Van Leur, dan T.W Arnold.
Pendapat (Teori) :
- Islam masuk ke Nusantara pada pada abad pertama hijriah atau abad ke-7 Masehi, sehingga pada pedagang Arab dan Mesir sudah memiliki kekuasaan politik pada abad ke-13.
- Masuknya islam berasal dari tanah kelahirannya yaitu Arab dan Mesir.
- Proses islamisasi dilakukan oleh para musafir (kaum pengembara) yang datang ke Indonesia. Kaum ini mengembara dari satu tempat ke tempat lain dengan motivasi ingin menyebarkan agama islam.
Bukti (alasan yang mendukung)
Pendapat atau teori di atas didasarkan pada beberapa bukti di bawah ini, yaitu :
- Pada abad ke-7 terdapat sebuah perkampungan Arab di Baurus, Sumatra Utara yang dikenal dengan nama Bandar Khalifah.
- Berita China yang mengatakan bahwa pedagang Arab juga sudah mendirikan perkampungan islam di Kanton pada abad ke-4.
- Kerajaan Samudra Pasai yang menggunakan madzab Syafi’I yang digunakan juga di Arab dan Mesir saat itu.
- Digunakannya nama gelar “Al-Malik” pada raja-raja Samudra Pasai Seperti budaya islam Mesir saat itu.
4. Teori masuknya islam berasal dari Bengal
Pencetus
Teori ini dikemukakan oleh S.Q Fatimi, pendapatnya merupakan salah satu pertentangan teori islam masuk dari Gujarat.
Pendapat (Teori)
- Islam masuk ke Indonesia pada abad ke-11 yang berasal dari Bengal (Benggali atau Bangladesh).
- Para tokoh terkemuka di Kerajaan Samudra Pasai banyak yang merupakan keturunan Bengal.
Bukti (alasan yang mendukung)
Pendapat atau teori di atas didasarkan pada beberapa bukti di bawah ini, yaitu :
Menurut teori ini, batu nisan Malik Al-Saleh (Samudra Pasai) dan nisan Fatimah (Gresik) memiliki kemiripan yang ada di Bengal (Bertentangan dengan teori Gujarat).
Kelemahan
Kelemahan teori ini yaitu terdapat perbedaan madzab yang dianut. Di Samudra Pasai, Madzab yang digunakan adalah Syafi’I sedangkan di Bengal kebanyakan adalah Hanafi.
5. Teori masuknya islam berasal dari China
Pencetus
Teori ini dikemukakan oleh tokoh Indonesia sendiri yaitu Sumanto Al Qurtuby dan Slamet Mulyana.
Pendapat (Teori)
Sebenarnya masuknya islam ke Nusantara melalui perantara masyarakat muslim China . Pada abad ke-9 masyaratak muslim China bermigrasi dari Kanton ke Nusantara, khususnya Palembang.
Bukti (alasan yang mendukung)
Pendapat atau teori di atas didasarkan pada beberapa bukti di bawah ini, yaitu :
- Sebuah catatan yang menyebutkan pdagang-pedagang China pertama yang menduduki pelabuhan-pelabuhan di Nusantara.
- Adanya keturunan China yang menjadi raja di Kerajaan Demak, yaitu Raden Patah.
- Digunakannya istilah China pada gelar raja-raja Demak.
- Adanya masjid-masjid tua yang mempunyai gaya arsitektur akulturasi dengan budaya China.
6. Teori Maritim
Kelemahan teori ini menyebutkan islam masuk sekitar abad ke-7 Masehi dan belum jelas islam datang ke Indonesia asalnya dari mana.
Belum ada Komentar untuk "Teori Masuknya Islam ke Indonesia (Proses, Bukti & Kekurangan)"
Posting Komentar