Pembagian Zaman Batu Prasejarah Lengkap Dengan Ciri Dan Peninggalannya

Pembagian zaman batu prasejarah di Indonesia, ada beberapa pembagian zaman prasejarah dalam beberapa periode waktu, yang berasal dari alat atau perkakas yang ditemukan oleh para arkeolog. Dari situlah para arkeolog menemukan petunjuk bahwa pembagian zaman prasejarah didasarkan pada bentuk, tekstur permukaan alat yang digunakann apakah kasar atau halus.
Untuk lebih memahami Anda perlu membaca tentang : Corak Kehidupan Manusia Purba Masa Praaksara, Jelas Dan Lengkap

peninggalan kapak batu
Foto : gargantuanwine
Untuk lebih jelasnya, yuk ikuti ulasan dibawah ini mengenai pembagian zaman prasejarah di Indonesia :

A. Zaman Paleolitikum
Paleolitikum berasal dari kata "paleo" yang artinya tua,"lithik" artinya batu dan tambahan "um" yang artinya zaman. Jadi paleolitikum berarti zaman batu tua. Zaman ini diperkirakan berlangsung pada masa pleistosen awal yaitu sekitar 600.000  tahun lalu. Ciri khas dari zaman ini adalah alat-alatnya terbuat dari batu yang masih kasar. Berdasarkan penemuan oleh para arkeolog kebudayaan ini dibagi menjadi dua, antara lain :
  • Kebudayaan Pacitan
Salah satu daerah di Jawa Timur ini ternyata banyak menyimpan rahasia mengenai bukti kehidupan purba. Disana banyak perkakas atau alat-alat yang ditemukan seperti berupa kapak genggam, kapak perimbas, kapak penetak, dan flakes.
  • Kebudayaan Ngandon
Ngandong berada di daerah Ngawi, Jawa Timur. Di sana banyak ditemukan alat yang terbuat dari tulang, selain di Ngandong alat yang terbuat dari tulang juga ditemukan di Sangiran dan Cabange (Sulawesi Selatan)

B. Zaman Mesolitikum
Mesolitikum berasal dari kata "meso" yang berarti tengah atau madya, "lithik" berarti batu dan tambahan "um" yang artinya zaman. Jadi zaman mesolitikum adalah za,an batu tengah. Zaman ini berlangsung pada masa Holosen (10.000 tahun lalu). Perkembangan kebudayaan ini sangat cepat, hal ini disebabkan oleh beberapa fakktor, diantaranya :
  • Keadaan alam yang sudah stabil dan bersahabat
  • Mayoritas penduduknya adalah berjenis Homo Sapiens, mahluk yang lebih cerdas disbanding pendahulunya
Masyarakat di zaman ini sudah mampu membuat alat dari batu yang sudah agak halus, mereka juga sudah bisa membuat gerabah. Contohnya penemuan kapak genggam Sumatra (Sumatralith Pebble Culture), alat yang terbuat dari tulang di Sampang (Bone Culture) dan sejumlah flakes yang ditemukan di daerah Toala (flakes culture).

Kehidupan bemasyarakat di zaman mesolitikum sudah mulai menetap atau semi sedenter. Banyak dari manusia purba yang tinggal di gua-gua di tebing pantai atau biasanya disebut abris sous roche. Disana juga banyak ditemukan kumpulan sampah dapur yang disebut kjokkenmoddinger.

Baca Juga : Kumpulan Teks Pidato Hari Besar Nasional

Beralih ke Sampang, disana banyak ditemukan alat-alat dari tulang. Arkeolog Van Stein Callen Fels juga menemukan fosil dari ras Austromelanosoid yang diperkirakan nenek moyang suku bangsa Papua. Hasil budaya yang paling menonjol adalah lukisan gua yang kemudian diteliti oleh Roder dan Galis, terutama lukisan gua di Papua. Bukti bahwa lukisan itu dibuat antara lain dengan tujuan :
  • Sebagai tujuan dari ritual agama
  • Untuk keperluan ilmu ghaib atau perdukunan
  • Mempertingati  peristiwa penting yang terjadi di lingkungan tempat tinggal mereka
Selain di Papua, umumnya lukisan gua itu tersebar di seluruh Indonesia. Lukisannya pun hampir memiliki kesamaan walaupun ditemukan di tempat yang berbeda. Lukisan gua diperkirakan berkembang sekitar tahun 40.000 SM. Mereka melukis dengan sidah mengenal teknik pewarnaan, warna merah berasal dari hemotire (oksidasi besi atau oker merah), warna putih dari kaolin (kapur) dan warna hitam dari arang atau mangan dioksida.

Lukisan yang terkenal yaitu lukisan telapak tangan yang ditemukan di gua Leang-leang, Sulawesi Selatan. Lukisn ini diperkirakan sebagai simbol kekuatan pelindung terhadap gangguan roh-roh jahat. Ada juga lukisan telapak tangan yang tidak lengkap jari-jarinya, ini diperkirakan sebagai ungkapan duka atau berkabung.

C. Zaman Neolitikum
Neolitikum berasal dari kata "neo" yang artinya baru atau muda, "lithic" yang berarti batu, dan tambahan "um" yang artinya zaman. Jadi neolitikum adalah zaman batu baru, zaman ini perkembangannya sudah lebih maju seiring dengan kedatangan rumpun proto melayu dari wilayah Yunan, Cina Selatan. Ras ini datang dengan membawa hasil budaya berupa kapak persegi dan kapak lonjong.

Baca Juga : Hidrokarbon Kelas 11 Kurikulum 2013 - pengertian, tata nama, contoh

Kapak persegi adalah kapak yang penampangnya berbentuk persegi empat. Kapak ini banyak ditemukan di daerah Jawa, Sumatra, Kalimantan, dan Nusa Tenggara. Bahan dasar kapak ini adalah batu api (chalcedon) dengan permukaan yang sudah halus karena diasah.

Sedangkan kapak lonjong adalah kapak yang penampangnya berbentuk lonjong dan ujungnya agak lancip sehingga dapat dipasangi tangkai sebagai pegangan. Kapak lonjong terbagi menjadi dua berdasarkan ukurannya, yaitu kapak lonjing kecil (kleinbel) dan kapak lonjong besar (walzenbell). Kebudayaan kapak lonjong banyak ditemukan di Papua sehingga disebut juga Neolithikum Papua.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel