Contoh Pidato Sambutan Penyuluhan KB (Singkat dan Terbaru)

Contoh sambutan dalam acara penyuluhan menjadi salah satu praacara sebelum memasuki acara inti yaitu diskusi mengenai program keluarga berencana. Sambutan penyuluhan KB  ini biasanya disampaikan oleh ketua atau atasan, namun tidak menutup kemungkian akan disampaikan oleh pengurus atau keanggotaan lain.

Contoh Pidato Sambutan Penyuluhan KB (Singkat dan Terbaru)
Gambar Via : dialeisis 

Contoh Pidato Sambutan dalam Acara Penyuluhan KB

Contoh pidato sambutan penyuluhan KB terkadang menjadi hal yang perlu dipersiapkan bagi seseorang yang akan membawakannya. Terkadang dari mereka masih merasa kebingungan mengenai apa yang akan disampaikan dalam sambutan tersebut, apalagi bagi seorang pemula yang masih awam saat berbicara di depan umum.

Nah, di bawah ini terdapat contoh pidato sambutan dalam acara penyuluhan KB. Seperti apa contohnya? Yuk ikuti uraian di bawah ini !

Contoh Pidato Sambutan dalam Acara Penyuluhan KB (Keluarga Berencana)

Assalamualaikum. Wr. Wb.

Ibu-ibu dan adik-adik remaja putri yang berbahagia,

Izinkanlah kami mengucapkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan dan lindungan-Nya, sehingga pada saat ini kita bisa berkumpul dan saling bertatap muka dalam suasana yang sehat jasmani dan rohani, serta tak ada halangan suatu apapun untuk ikut serta membicarakan masalah-masalah yang berkaitan dengan keluarga berencana. Mudah-mudahan dalam pertemuan kali ini tetap mendapatkan ridla Tuhan Yang Maha Esa, Amin. 

Sebenarnya program keluarga berencana bagi kita bangsa Indonesia sudah tidak bermasalah lagi, terutama di dalam warga masyarakat yang sudah mulai menyadari akan pentingny a keluarga berencana (KB) dalam rangka meningkatkan kualitas kehidupan keluarga. Di kalangan umat Islam sendiri masalah keluarga berencana dipandang sebagai program pemerintah yang tidak bertentangan dengan konsep-konsep Islam. Namun yang terpenting adalah cara pelaksanaan keluarga berencana tersebut masih dalam batas-batas yang diperbolehkan oleh agama Islam. 
Di samping itu agar pembanguan dan hasil-hasilnya ini dapat lebih mudah merata dan lebih mengarah pada sasarannya, baik dalam bidang pendidikan maupun dalam tingkat kesejahteraan keluarga. Sebab jangan sampai terjadi sesuatu misal dalam keluarga berpenghasilan Rp. 5.000,- (lima ribu rupiah) per hari tapi jumlah keluarga yang ditanggungnya terkadang mencapai 6 sampai 8 orang dan masih kecil-kecil lagi. 
Penghasilan tersebut kurang bila dihitung secara matematis, jangankan untuk membiayai pendidikan anak-anaknya, untuk memberi makan setiap hari saja sudah tidak cukup, kalau hal semacam ini terjadi pada diri kita, apakah nantinya tidak akan menjadi beban orang lain? Dan bagaimana nasib anak-anak kita di masa depan? Karena anak-anak merupakan titipan dari Tuhan yang harus kita jaga, kita rawat, kita bimbing dan kita didik agar mempunyai masa depan yang cerah. Apa tanggung jawab kita pada Tuhan nanti bila kita menelantarkan anak-anak kita? Hal inilah yang perlu kita renungkan. 

Ibu-ibu dan adik-adik remaja putri yang berbahagia,

Gambaran masa depan suram bila tidak diantisipasi, kita atasi dan kita pecahkan bersama, tentu akan lebih banyak mengundang ke hal-hal yang berdampak negatif yang menjurus ke arah terjadinya ketimpangan atau kesenjangan sosial di tengah-tengah masyarakat, yang pada akhirnya dapat mengganggu stabilitas keamanan nasional yang semua itu tentu saja tidak kita inginkan. 

Oleh karena itu, salah satu cara mengatasi kesenjangan sosial tersebut oleh pemerintah telah mencanangkan program keluarga berencana (KB) segera dengan maksud agar nanti kita menjadi keluarga sejahtera dimana di dalamnya termasuk cerdas, trampil, sehat jasmani rohani dan lebih produktif lagi atau dengan istilah yang sering kita dengar dengan membentuk keluarga kecil yang bahagia lahir batin. 

Apalagi kalau kita berpikir tentang kondisi kesehatan ibu, dimana kalau terlalu sering melahirkan anak tentu kondisi fisiknya akan lebih buruk dan lebih menurun jika dibandingkan dengan ibu-ibu yang dapat mengatur kelahiran anak. Disamping itu kualitas air susu ibu tetap terjaga kualitasnya bila dibandingkan dengan ibu yang terlalu sering melahirkan. Paling tidak bayi diberi ASI hingga mencapai umur dua tahun dengan demikian bayi akan lebih banyak menerima gizi dari ASI. Bila ditinjau dari sudut ibadah, maka ibu-ibu yang jarang melahirkan ibadahnya akan lebih lengkap dan sempurna dibanding dengan ibu-ibu yang sering melahirkan.

Hal inilah yang menjadi pertimbangan untuk lebih menyadarkan kita akan pentingnya keluarga berencana dalam menunjang tercapainya keluarga yang sejahtera dan bahagia lahir batin. Di samping itu kita sebagai umat Islam perlu mendukung dan melaksanakan program keluarga berencana ini tidak bertentangan dengan hukum-hukum Islam. 

Bahkan Islam sendiri juga menganjurkan hal ini dalam situasi-situasi tertentu. Kalau di dalam kitab suci Al-Qur'an Allahpun telah banyak memberi sinyal akan pentingnya membentuk keluarga yang bahagia lahir dan batin seperti yang terdapat dalam surat Al-Bakorah 223 yang artinya kurang lebih demikian "Ibu-ibu hendaknya menyusui anak-anaknya selama dua tahun sempurna (Al-Bakorah - 233)".

Senada dengan Surat Al-Bakorah 223, dalam Surat An-Nissa : 9 Allah pun juga berfirman yang artinya kurang lebih : "Dan hedaklah orang-orang merasa khawatir kalau mereka meninggalakan di belakang mereka anak cucu yang lemah, yang mereka khawatir akan kesejahteraan. Oleh karena itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah berkata benar". (An-Nissa : 9). 

Dalam salahsatu haditsnya, Nabi Besar Muhammad SAW bersabda yang artinya : “Seorang mukmin yang kuat dan lebih baik dan lebih disayang oleh Allah daripada orang mukmin yang lemah” (H. Muslim). Dan masih banyak ayat-ayat lain yang pada intinya menuntut pada kita untuk lebih memperhatikan lagi masalah pembentukan keluarga yang sejahtera dan bahagia lahir batin. Tentu upaya ini bisa ditempuh melalui keluarga berencana dengan menunda atau memberi jarak kelahiran antara kelahiran yang satu dengan kelahiran berikutnya. 

Adapun cara untuk menunda kelahiran yaitu dengan menggunakan alat kontrasepsi apa yang dianggap cocok dan sesuai, semua itu telah tersedia dan dipandang tidak bertentangan dengan ketentuan agama yang kita anut. Disamping itu, masalah penggunaan alat kontrasepsi tidak akan berpengaruh buruk pada kondisi kesehatan tubuh seorang ibu. Dengan ber KB kondisi fisik ibu akan tetap sehat dan bahkan jauh lebih sehat dibandingkan dengan seorang yang terlalu sering melahirkan seorang anak akibat belum menyadari atau tidak mau mengikuti program keluarga berencana.

Ibu-ibu dan remaja putri yang berbahagia,

Demikianlah sambutan kali ini yang dapat kami kemukakan dalam kesempatan ini. Semoga pesan dan kesan yang terdapat di dalamnya musah-mudahan bisa bermanfaat dalam membangun sebuah keluarga yang bahagia lahir dan batin. Saya di sini, apabila terdapat  kata-kata yang kurang berkenan saya mohon maaf yang sebesar-besarnya. 

Billahitaufiq wal hidayah, wassalamualaikum Wr. Wb.

Itulah contoh sambutan dalam acara penyuluhan KB (Keluarga Berencana)

Semoga uraian di atas mengenai contoh sambutan dalam acara penyuluhan KB bisa menjadi referensi bagi Anda yang berpartisipasi untuk menyampaikan sambutan. Sekian dan terima ksih atas kunjungannya.

Belum ada Komentar untuk "Contoh Pidato Sambutan Penyuluhan KB (Singkat dan Terbaru)"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel